Jumat 14 Nov 2014 07:00 WIB

Perbankan Masih Ogah Biayai Infrastruktur

Rep: CR05/ Red: Julkifli Marbun
Suasana pembangunan infrastruktur di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis(22/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Suasana pembangunan infrastruktur di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis(22/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) Hotma Parulian, pada umumnya perbankan masih agak segan membiayai proyek berjangka cukup panjang seperti sektor infrastruktur.

"Seperti diketahui, jangkanya kan bisa lima tahunan atau lebih. Dan ini bukan merupakan market yang menjadi ketertarikan perbankan karena bobotnya lebih besar," kata dia di Jakarta, Kamis (13/11).

Tidak hanya perbankan, menurut dia, perusahaan pembiayaan atau multi finance juga lebih banyak melakukan obligasi ketimbang membiayai infrastruktur.

Namun, tambah dia, pendanaan infrastruktur menjadi tantangan bagi industri  perbankan. Terlebih bila mengingat peraturan pemerintah ke depan yang akan lebih mendorong pertumbuhan infrastruktur.

"Maka dengan kebijakan yang saya nilai merupakan terobosan itu juga semoga bisa meningkatkan minat perbankan mengucurkan kredit untuk perusahaan infrastruktur," ujarnya.

Dia juga menambahkan, pemerintah bisa mendorong anak-anak perusahaan pemerintah atau BUMN agar lebih aktif dalam pembiayaan infrastruktur. "Kalau tidak, harus cari sumber pendanaan lain," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement