Kamis 13 Nov 2014 13:26 WIB

Indonesia Promosi Edamame Beku ke Korea Selatan

Rep: rizky jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Lahan pertanian kedelai
Foto: rri.co.id
Lahan pertanian kedelai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional mempromosikan produk makanan olahan Indonesia, salah satunya edamame beku. Edamame lebih dikenal sebagai kedelai Jepang, namun panganan ini telah diproduksi di Indonesia dan siap dipasarkan secara global.

Edamame produksi Indonesia dipromosikan dalam pameran Food Week yang berlangsung di Korea Selatan pada 12-15 November 2014. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Nus Nuzulia Ishak mengatakan, Korea Selatan merupakan salah satu pasar utama ekspor Indonesia.

Ekspor makanan ke negara tersebut dalam lima tahun terakhir terus mengalami tren positif sebesar 10,85 persen atau mencapai 69,07 juta dolar AS pada 2013.

“Kegiatan pameran ini memberikan peluang besar bagi para pelaku usaha, khususnya produk makanan olahan, untuk mengenal pasar Korea Selatan serta memperkenalkan potensi makanan olahan Indonesia ke pasar global,”  ujar Nus, Kamis (13/11).

Nus menambahkan makanan olahan Indonesia yang lolos seleksi adalah yang telah bersertifikasi internasional seperti HACCP, ISO-9001, Halal, dan CODEX. Promosi ini merupakan hasil kerja sama antara ASEAN Korea Center (AKC) dan Atase Perdagangan Republik Indonesia di Seoul dalam satu rangkaian kegiatan ASEAN Trade Fair 2014, yang menampilkan 87 perusahaan dari 10 negara anggota yang telah diseleksi oleh AKC.

Indonesia tampil dengan produk unggulan, di antaranya  fresh honey natural, heart tea, brown sugar, confectionery, chocolate and bakery ingredients, dan canned and frozen food.

Food Week  merupakan pameran produk makanan ternama di Korea Selatan yang dikunjungi kurang lebih 75.000 orang. Tahun lalu, pameran tersebut diikuti 602 peserta dari 29 negara. Korea merupakan salah satu pasar utama Indonesia dengan nilai ekspor mencapai 11,42 miliar dolar AS. Produk-produk ekspor tersebut, di antaranya  coal, briquettes, natural rubber, balata, copper ores and concentrates, chemical woodpulp, soda or sulfate, dan yarn.

Nilai tersebut diharapkan meningkat sebesar 4,5 persen pada periode 2014-2015. Sementara itu, untuk produk makanan selama periode Januari sampai Agustus 2014, nilai ekspor makanan olahan ke Korea mencapai  65,15 juta dolar AS, atau meningkat sebesar 85,67 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement