REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi khusus nelayan terancam habis pada pertengahan Desember. PT Pertamina (Persero) angkat tangan dengan ancaman habis kuota solar bersubsidi tersebut.
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengaku, pihaknya tidak bisa menambah pasokan apabila kuota BBM bersubsidi ludes. ''Lapor ke pemerintah,'' kata dia, Selasa (11/11) siang.
Menurut Hanung, apabila kuota solar bersubsidi ludes, hanya tersedia solar non-subsidi untuk para nelayan. Artinya, nelayan harus membeli dengan tarif lebih mahal.
Harga solar bersubsidi dipatok Rp 5.500 per liter. Sedangkan, solar nonsubsidi Rp 11.700 per liter.
Dia menuturkan, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa apabila kuota BBM bersubsidi telah habis. Pertamina memastikan persediaan BBM aman.
Pertamina terus menjaga stok BBM dalam kondisi aman. Saat ini, stok premium cukup untuk 16 hari, solar 19,8 hari. Adapun, stok Pertamax cukup untuk 36,7 hari, Pertamax Plus 31,7 hari, dan Pertamina Dex 88,7 hari.