Selasa 11 Nov 2014 13:52 WIB

Duh, BBM Subsidi Nelayan Terancam Habis

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang nelayan terlelap di kapalnya yang berlabuh di pantai utara daerah Eretan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (26/8).Akibat langka BBM jenis solar di jalur pantai utara,para nelayan tidak melaut.
Seorang nelayan terlelap di kapalnya yang berlabuh di pantai utara daerah Eretan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (26/8).Akibat langka BBM jenis solar di jalur pantai utara,para nelayan tidak melaut.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi khusus nelayan terancam habis pada pertengahan Desember. PT Pertamina (Persero) angkat tangan dengan ancaman habis kuota solar bersubsidi tersebut.

Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengaku, pihaknya tidak bisa menambah pasokan apabila kuota BBM bersubsidi ludes. ''Lapor ke pemerintah,'' kata dia, Selasa (11/11) siang.

Menurut Hanung, apabila kuota solar bersubsidi ludes, hanya tersedia solar non-subsidi untuk para nelayan. Artinya, nelayan harus membeli dengan tarif lebih mahal.

Harga solar bersubsidi dipatok Rp 5.500 per liter. Sedangkan, solar nonsubsidi Rp 11.700 per liter.

Dia menuturkan, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa apabila kuota BBM bersubsidi telah habis. Pertamina memastikan persediaan BBM aman.

Pertamina terus menjaga stok BBM dalam kondisi aman. Saat ini, stok premium cukup untuk 16 hari, solar 19,8 hari. Adapun, stok Pertamax cukup untuk 36,7 hari, Pertamax Plus 31,7 hari, dan Pertamina Dex 88,7 hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement