Senin 10 Nov 2014 10:31 WIB

Kemendag Jalin Kerjasama Bilateral Di Semua Sektor

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Winda Destiana Putri
Kementerian Perdagangan
Kementerian Perdagangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan fokus melakukan kerjasama bilateral dengan sejumlah negara. Hal itu untuk meningkatkan perekonomian di Tanah Air.

Dalam lawatannya ke pertemuan Organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel telah melakukan pertemuan bilateral dengan Malaysia, Hong Kong, Selandia Baru, Singapura, dan Korea Selatan. Pertemuan tersebut membahas isu dan kerjasama perdagangan di berbagai sektor.

"Semua bentuk kerja sama perdagangan harus berdasarkan pada kebijakan yang akan membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia," ujar Rachmat, Senin (10/11).

Dalam pertemuan bilateral dengan Malaysia, Rachmat menekankan untuk mengaktifkan lagi Joint Trade and Investment Committee, yang bertujuan menyelesaikan isu-isu perdagangan.

Selain itu, Rachmat juga ingin menjalin kerja sama tripartite dalam rangka International Tripartite Rubber Council (ITRC) guna meningkatkan  harga karet alam dunia yang menguntungkan produsen Indonesia.

Sementara itu, pada pertemuan dengan Kementerian Perdagangan Hong Kong, Rachmat memfokuskan pada usulan kerja sama pengembangan maritim.

Saat ini Hong Kong telah berhasil menempatkan posisinya sebagai salah satu wilayah  hubungan logistik internasional dan kemampuan UKM untuk menopang industri dalam negeri Hong Kong.

Negara tersebut sangat berminat melakukan kerja sama dengan UKM Indonesia. Selain itu, dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan Selandia Baru, Rachmat memiliki kesempatan untuk berdiskusi mengenai kerja sama di sektor panas bumi sebagai salah satu bentuk energi terbarukan  yang dapat dimanfaatkan oleh kedua negara.

"Pemanfaatan panas bumi sebagai salah satu energi alternatif dapat mengurangi penggunaan energi tradisional, dan hal ini tentunya sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mengalokasikan subsidi minyak kepada sektor pendidikan, kesehatan, pertanian, dan infrastruktur," kata Rachmat.

Kedua menteri juga sepakat untuk melakukan pengembangan di sektor pertanian dengan tujuan meningkatkan ekonomi masyarakat Indonesia. Tak hanya itu, isu konektivitas yang menjadi salah satu program pemerintah baru juga disampaikan dalam pertemuan dengan Secretary of Commerce Hong Kong  dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura. Pengembangan infrastruktur dan logistik terkait isu konektivitas diharapkan dapat dilakukan oleh kedua pihak.

Kebijakan pemerintah Indonesia dalam kerja sama internasional berdasarkan pada people oriented juga disampaikan pada pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea.

Rachmat menyampaikan bahwa pembicaraan kerja sama ekonomi komprehensif yang sedang dilakukan oleh kedua negara dapat dilanjutkan apabila manfaat yang didapatkan bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Kerja sama tersebut juga harus dapat menghasilkan outcome yang mempunyai nilai tambah.

"Dalam waktu dekat Kementerian Perdagangan akan melanjutkan koordinasi dengan instansi pemerintah, terkait seluruh isu kerja sama ASEAN-Korea FTA serta  Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership,” ujar Rachmat.

Sementara itu, angka perdagangan nonmigas Indonesia dengan Malaysia, Hong Kong, Selandia Baru, Singapura, dan Korea Selatan pada 2013 mencapai 54,51 miliar dolar AS.

Jumlah tersebut mencakup nilai total ekspor nonmigas sebesar 26,84 miliar dolar AS dan total impor nonmigas sebesar 27,67 miliar dolar AS. Kelima negara mitra tersebut berkontribusi sebesar 25,82% dari total perdagangan migas dan non migas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement