Rabu 05 Nov 2014 09:45 WIB

Jatim Siap Jadi 'Pilot Project' Ekonomi Syariah

Rep: Satya Festiani/ Red: Winda Destiana Putri
Soekarwo
Foto: Antara/Saiful Bahri
Soekarwo

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Jawa Timur (Jatim) menyatakan kesiapannya untuk menjadi kota pilot project pengembangan ekonomi syariah. Provinsi tersebut dianggap memiliki potensi syariah yang besar.

"Kami siap menjadi pilot project. Pilihan Jatim sebagai pilot project tepat. Memang harus fokus dulu di satu tempat," ujar Gubernur Jatim Soekarwo dalam acara Bincang Nasional bertema Pemberdayaan Lembaga Pesantren dalam Rangka Peningkatan Kemandirian Ekonomi serta Mendorong Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Surabaya, Rabu (5/11).

Jatim dianggap memiliki potensi syariah yang luar biasa. Dari 38 juta penduduk, sebanyak 36,7 juta beragama Islam. Jatim juga memiliki banyak lembaga keuangan syariah.

Hingga semester I-2014, Jatim memiliki 23 kantor cabang bank umum syariah, 31 BPR syariah, 373 baitul mal wa tamwil (BMT), koperasi jasa keuangan syariah, dan koperasi pondok pesantren.

Soekarwo mengatakan, peningkatan keuangan syariah diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada sektor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Jatim. Pertumbuhan ekonomi Jatim pada semester I tercatat sebesar 6,17 persen.

Kontribusi terbesar, yakni 31,04 persen, dari sektor hotel, restoran dan perdagangan. Kontributor kedua adalah pengolahan yang memiliki porsi 26 persen, lalu ketiga adalah pertanian sebesar 16,1 persen. "Permasalahnya agro di sekitar on farm. Keuangan syariah akan meningkatkan di sekitar on farm," ujarnya.

Rangkaian acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2014 yang dilaksanakan di Surabaya diharapkan menjadi momentum yang baik bagi Jatim untuk menjadi barometer ekonomi syariah.

Acara tersebut dihadiri oleh bank sentral dari negara-negara OKI dan IDB. Rangkaian acara berlangsung selama sepekan dari 3-9 November 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement