Selasa 04 Nov 2014 23:57 WIB

BPS Bilang Menurun, Kementan Sebut Stok Beras Aman

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Pekerja mengangkut beras di Pasar Induk Beras, Jakarta, Kamis (25/9).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pekerja mengangkut beras di Pasar Induk Beras, Jakarta, Kamis (25/9).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras 2014 menurun. Namun, Kementerian Pertanian menjamin bahwa jumlah kebutuhan beras di Tanah Air sudah mencukupi.

Direktur Tanaman Serelia Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Hasil Sembiring mengatakan, Aram II telah menunjukkan bahwa produksi beras mencapai sekitar 70,61 ton Gabah Kering Giling (GKG). Hal ini merupakan capaian yang bagus, karena jumlah tersebut meningkat dari Aram I yang hanya mencapai 69,871 juta ton GKG.

Dengan peningkatan tersebut, menurut Hasil ketersediaan beras di Tanah Air sangat mencukupi. Apalagi, konsumsi beras di kalangan masyarakat juga menurun, yakni dari 139,8 kilogram per kapita menjadi 124 kilogram per kapita. 

"Sebenarnya meskipun produksinya menurun, kita masih surplus sekitar enam sampai juta ton karena konsumsi juga menurun," ujar Hasil kepada Republika, Selasa (4/11). 

Hasil mengatakan, tren diversifikasi pangan ke depan akan lebih baik. Hal ini dikarenakan, masyarakat sekarang sudah mulai mengubah pola makan dengan cara mengurangi konsumsi nasi. Apalagi, saat ini golongan masyarakat kelas menengah atas mulai tumbuh dan pendidikan juga sudah memadai, sehingga diversifikasi pangan makin bertambah banyak. Hasil mengatakan, tren gandum naik sampai tujuh juta ton dan ini merupakan jumlah yang besar.

"Dari aspek ketahanan pangan sebenarnya kita masih kuat dan diversifikasi juga sudah berjalan," kata Hasil.

Hasil mengatakan, sesuai dengan arahan menteri pertanian komoditas utama swasembada yakni beras, jagung, dan kedelai. Komoditas utama ini sebenarnya tidak tumpang tindih, karena justru akan membuat lahan menjadi subur dan dapat memutus siklus hama. Menurut Hasil, apabila lahan ditanami padi terus maka akan menimbulkan banyak masalah.

Hasil tak menampik bahwa komoditas jumlah produksi jagung dan kedelai memang tak sebesar beras, sehingga dilupakan oleh petani. Padahal, lahan-lahan pola tanamnya digilir dapat memberikan hasil yang bagus. Untuk mendorong petani menanam jagung dan kedelai, Kementerian Pertanian akan membantu penyediaan benih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement