REPUBLIKA.CO.ID, MANADO - Pakar Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Agus T Poputra mengatakan jangan sampai kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) menimbulkan spekulasi di dunia usaha.
"Kenaikan BBM bersubsidi pasti akan mendorong kenaikan harga barang dan sebaiknya tidak menimbulkan spekulasi di dunia usaha," kata Agus, di Manado, Senin (3/11). Agus mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi sebaiknya tidak menimbulkan spekulasi di dunia usaha sehingga terjadi penimbunan barang oleh penjual.
Jangan sampai muncul spekulan dan pembeli menjadi panik sehingga harga barang naik di atas seharusnya sehingga membebankan masyarakat secara berlebihan.
Pemerintah juga, katanya, perlu mengamankan distribusi barang agar tidak terjadi kekosongan.
Untuk jangka pendek bantuan langsung sementara dapat diberikan maksimum 1 tahun saja sebab kelamaan tidak mendidik. Di samping itu, katanya, penghematan subsidi secepatnya dialihkan untuk pembangunan listrik di luar Jawa agar manufaktur bisa berkembang sehingga menciptakan lapangan kerja.
Perluasan lapangan kerja akan meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga dapat mengurangi penurunan daya beli yang timbul dari kenaikan harga.