Kamis 30 Oct 2014 09:48 WIB

'Adilkah Naikkan BBM tapi tak Berani Berantas Mafia?'

cuitan Rizal Ramli di akun @RamliRizal
Foto: akun @RamliRizal
cuitan Rizal Ramli di akun @RamliRizal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan segera dilakukan. Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla akan segera merealisasikan kenaikan harga BBM ini bahkan sebelumnya Januari 2015. (Baca: Jokowi-JK Naikkan Harga BBM Sebelum Januari 2015)

Namun menurut ekonom Rizal Ramli ada beberapa hal yang harus dipikirkan sebelum menaikkan harga BBM. Melalui akun @RamliRizal, ia mengatakan menaikkan harga BBM memang memperbaiki APBN, meski ada cara lain yang lebih cerdas. Dengan, tutur dia, dampak terhadap pengurangan deficit current account yang relatif lebih kecil.

Hanya saja ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab sebelum menaikkan harga BBM. "...Mengapa harga minyak mentah dunia turun dari $110 (dolar AS-Red) ke $80 barrel, pemerintah mau menaikkan BBM dalam negeri?," ucap dia melalui akun di twitter, Rabu (29/10).

Kemudian "Apakah adil menaikkan BBM tetapi tidak berani memberantas mafia migas yang merugikan negara puluhan triliun? Ingat pidato Pak Jokowi sikat mafia,".

Lalu, adilkah naikkan BBM, tapi tidak ada langkah konkrit untuk bangun 600 ribu barrel. Sehingga biaya produksi bbm bisa turun 50 persen plus penambahan lapangan kerja.

Terakhir, "apakah adil naikkan tarif listrik karena salah urus PLN, yg beli/sewa ratusan diesel yg beli/sewa ratusan diesel yg boros solar sehingga biaya bikin listrik 30 cent (dolar AS)/KW,"

Padahal menurut dia, jika saja PLN menggunakan batubara biaya hanya enam sen per Kilowatt. Hal inimendorong negara menyubsidi PLN Rp 107 triliun dengan tarif listrik yang harus naik setiap tiga bulan.

Mustinya, tambah dia, Jokowi menjalankan revolusi mental. Dimana jangan lihat masalah pada hilir atau harga BBM. Namun selesaikan masalah di hulu seperti mafia, KKN, salah urus dan berbagai hal lainnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement