Selasa 28 Oct 2014 21:55 WIB

Bangladesh Pesan 18 Kapal Produksi Banyuwangi

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas menyambut Deputy Director Generale Bangladesh Coast Guard Yahya Syed (dua dari kiri).
Foto: dok Humas Pemkab Bannyuwangi
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas menyambut Deputy Director Generale Bangladesh Coast Guard Yahya Syed (dua dari kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Industri maritim di Kabupaten Banyuwangi terus bergeliat. Setelah sebelumnya TNI AL Indonesia memesan kapal perang canggih berupa kapal cepat rudal Trimaran ke industri galangan kapal Banyuwangi, kali ini giliran Angkatan Laut Bangladesh memesan delapan belas unit coast guard sebagai pelengkap alat keamanan negara tersebut.

Deputy Director Generale Bangladesh Coast Guard, Commodore Yahya Syed, mengunjungi Banyuwangi, Selasa (28/10). Dia mengatakan, Bangladesh memiliki kawasan laut yang luas yang berbatasan langsung dengan Myanmar dan India. Negara ini juga memiliki banyak pulau-pulau kecil yang pengawasannya tidak bisa dijangkau oleh kapal-kapal besar. “Kami dituntut tanggung jawab yang besar untuk mengamankan wilayah kami. Maka kami memperbanyak kapal-kapal untuk patroli keamanan. Selain itu kapal-kapal ini juga untuk mendukung blue economy yang kami terapkan," kata Syed.

Syed melanjutkan, ada beberapa alasan dipilihnya industri galangan kapal di Banyuwangi untuk melengkapi armada kemanan di negaranya. Industri kapal di Banyuwangi dianggap memiliki teknologi canggih yang tidak banyak dimiliki oleh industri serupa dinegara-negara lain di mana bahan kapal diproduksi menggunakan serat fiber yang kuat dan tahan korosi. “Hanya sedikit perusahaan kapal di dunia yang menggunakan serat fiber, hanya di Eropa. Dan Indonesia ternyata memperoduksinya. Kami juga telah melihat profil perusahaan dan yakin kalau perusahaan ini akan menjadi yang terbaik di dunia,” imbuh Syed.

Tidak hanya sekadar memesan kapal, kerja sama ini juga menjadi media untuk transfer teknologi antara Bangladesh dan Indonesia dalam bidang perkapalan. Perusahaan kapal Bangladesh bahkan menempatkan enam stafnya untuk terlibat dalam peroses pembuatan kapal.

Bangladesh memesan kapal tersebut di salah satu industri galangan kapal di Banyuwangi, yaitu PT Lundin Industry Invest. Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas turut bangga dengan keberadaan industri kapal di Banyuwangi yang terus memperoleh kepercayaan dari pasar. Industri perkapalan di Banyuwangi mempunyai ahli desain kapal dari berbagai negara seperti Inggris dan Australia. "Yang membanggakan, SDM dari Indonesia dan khususnya Banyuwangi sudah mulai dipercaya untuk mendesain atau menggambar. Saya berharap ke depan dengan transfer teknologi dan pengetahuan, akan muncul ahli perkapalan dari Banyuwangi," tuturnya dalam siaran persnya kepada ROL.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement