Ahad 26 Oct 2014 23:40 WIB

Jumlah Kelas Menengah Muslim Meningkat, ini Fenomena yang Muncul

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Agung Sasongko
Produk Halal (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Produk Halal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Lembaga riset yang khusus mengkaji konsumen kelas menengah Indonesia, Center for Middle Class Consumer Studies (CMCS) menyebutkan ada enam prinsip untuk memasarkan produk kepada konsumen kelas menengah Muslim di Indonesia.

Peneliti dari CMCS, Yuswohady mengatakan, enam prinsip itu bisa dilihat dari sejumlah fenomena. Dahulu masyarakat tidak begitu peduli makanan halal, kini mereka menjadi sangat memperhatikannya. Bahkan pihaknya mengaku telah melakukan survei dan hasilnya 95 persen konsumen kosmetik mengecek label halal saat membeli produk.

Selain itu, kata dia, kaum Muslim yang awalnya tidak begitu memperhatikan praktik riba dalam perbankan kini mulai berpikir untuk menghindari praktik riba. Buktinya, bank syariah tumbuh hingga mencapai 40 persen per tahunnya.

“Begitu pula kaum wanita Muslim kini semakin memperhatikan untuk menutup auratnya, terbukti dengan munculnya fenomena revolusi hijab,” katanya.

Melihat besarnya potensi konsumen kelas menengah Muslim Indonesia, para pemasar produk Islami seperti kosmetik Muslim, hotel syariah, revolusi hijabers, hingga bank syariah bisa mempromosikan produknya ke kelas menengah Muslim Indonesia dengan melakukan enam prinsip.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement