Selasa 21 Oct 2014 17:33 WIB

Rupiah Lemah, Sistem Keuangan Indonesia Masih Kuat

Rep: Satya Festiani/ Red: Winda Destiana Putri
Aktivitas di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Senin (22/9). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Aktivitas di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Senin (22/9). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melakukan stress test terhadap perbankan, sektor korporasi dan rumah tangga pada Oktober.

Simulasi dilakukan dengan melihat dampak pelemahan nilai tukar dan penurunan harga aset terhadap ketahanan perbankan. Hasil stress test menunjukan sistem keuangan Indonesia memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi pembalikan modal asing.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, dari sisi permodalan bank, hasil stress test menunjukkan bahwa perbankan Indonesia relatif tidak memiliki masalah terhadap pelemahan kurs.

"Beberapa bank bahkan mendapatkan windfall atau diuntungkan karena posisi valas yang dimiliki lebih besar dari kewajiban valas (long valas)," ujar Tirta, Selasa (21/10). Dalam kondisi pelemahan rupiah, perbankan yang memiliki posisi net long valas akan diuntungkan, sedangkan bank yang memiliki posisi net short valas akan dirugikan.

BI juga melakukan stress test pada perbankan dengan skenario penurunan harga Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 25 persen. Dari stress test tersebut, penurunan rasio kecukupan modal (CAR) hanya sebesar 147 bps. Penurunan CAR terbesar dialami bank BUKU 4 karena memiliki portofolio SBN yang cukup besar.

Secara lebih lanjut, stress test secara terintegrasi dengan melibatkan risiko pasar dan risiko kredit juga menunjukkan CAR Industri dan tiap kelompok BUKU masih cukup kuat diatas 8 persen

Dari sisi ketahanan likuiditas bank, penurunan likuiditas yang lebih dalam hanya akan dialami oleh beberapa bank dengan permodalan yang kecil. Meski demikian, kondisi ketersediaan likuiditas pada bank-bank tersebut masih dalam level yang memadai.

Tirta mengatakan, meskipun hasil stress test menunjukkan hasil yang positif, BI akan menjaga ketersediaan likuiditas di pasar keuangan dan mengedepankan stabilitas nilai tukar untuk mengeliminir dampak rambatannya terhadap stabilitas sistem keuangan.

BI juga akan terus berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan supervisory action dan mempercepat pendalaman pasar keuangan, termasuk penyempurnaan pasar repo untuk menjaga ketersediaan likuiditas melalui pasar uang yang lebih efisien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement