Rabu 15 Oct 2014 19:03 WIB

Konsolidasi Perbankan Penting untuk Dukung Industri

Rep: Satya Festiani/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
 Dirut Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin berjalan menuju ruang tunggu setibanya di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (30/4).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Dirut Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin berjalan menuju ruang tunggu setibanya di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (30/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Mandiri, Tbk Budi Gunadi Sadikin mengatakan, tanpa merger bank tidak akan dapat memberikan kredit ke perusahaan-perusahaan besar karena kurangnya modal. "Mau support industri tertentu tidak cukup karena balance sheet kita masih kecil. Untuk kasih kredit butuh modal," ujarnya.

Menurutnya, konsolidasi penting bagi perbankan Indonesia untuk menghadapi MEA sektor keuangan di 2020. Konsolidasi sudah terjadi di Singapura dan Malaysia. Indonesia masih memiliki waktu untuk melakukan konsolidasi tersebut.

Pemerintah, sebagai pemilik saham bank BUMN, diharapkan segera menentukan arah konsolidasi. Budi optimistis sebelum 2020 bank akan melakukan konsolidasi.

Selain dengan konsolidasi, modal juga dapat diperbesar dengan memperbesar return earning, memperkecil dividen dan melakukan right issue. "Jika tiga upaya itu dilakukan bersamaan, hitung-hitungan saya dalam waktu kurang dari 10 tahun, Mandiri bisa menyamai Maybank atau DBS," ujarnya. (Baca: Ini Tujuh Skenario Konsolidasi Bank Konvensional dan Syariah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement