Selasa 07 Oct 2014 13:51 WIB

BKPM Targetkan Investasi 2015 Naik 15 Persen

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Julkifli Marbun
INVESTASI(illustrasi)
INVESTASI(illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan investasi pada 2015 mengalami peningkatan. Peningkatannya mencapai 15 persen dari total investasi 2014 ini yang mencapai Rp 406 triliun. Peningkatan ini, disebabkan iklim investasi tanah air masih cukup kondusif.

Kepala BKPM Mahendra Siregar, mengatakan, selama tiga tahun terakhir investasi di Indonesia mengalamu kenaikan. Kondisi itu, membuktikan kalau iklim investasi di tanah air masih cukup baik.

"Meskipun suhu politik tanah air memanas, tapi tak berdampak signifikan terhadap investasi," ujarnya, Selasa (7/10).

Karena itu, lanjutnya, iklim investasi ini perlu dijaga. Salah satunya, dengan peningkatan kualitas dan reformasi birokrasi. Salah satu aplikasi reformasi birokrasi, yakni dengan dibentuknya lembaga perizinan terpadu satu pintu.

Saat ini, mayoritas provinsi, kabupaten/kota telah memiliki lembaga tersebut. Baik berbentuk badan maupun kantor. Dengan adanya lembaga ini, maka perizinan di daerah semakin disederhanakan. Kondisi ini sangat disukai investor. Karena, untuk mendapatkan izin berinvestasi itu tak berbelit-belit seperti dulu.

Dengan begitu, pihaknya terus mendorong supaya setiap daerah bisa meningkatkan perbaikan lembaga perizinannya. Seperti, menjaga dan memerbaiki pelayanan, peningkatan SDM, peningkatan teknis, peningkatan infrastruktur dan sistem.

"Kami juga telah bekerjasama dengan National University Singapore (NUS)," ujarnya.

Kerja sama ini, terkait dengan pembenahan di setiap lembaga perizinan terpadu satu pintu. Jadi, jangan sampai para pegawai di lembaga itu disalahkan. Tanpa, diberi solusi untuk membenarkannya.

 

Selain itu, kerja sama ini juga meningkatkan daya saing masing-masing daerah. Sebab, persaingan ini bukan hanya terjadi saat ini saja. Melainkan, di masa yang akan datang.

"Salah satunya, dalam waktu dekat kita akan bersaing dalam masyarakat ekonomi ASEAN (MEA)," ujarnya.

 

Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement