Selasa 07 Oct 2014 11:41 WIB

Tekanan Global Lebih Menakutkan Daripada Dinamika Politik

Firmanzah
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Firmanzah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Staf khusus presiden bidang ekonomi dan pembangunan, Firmanzah menilai daripada mengkhawatirkan dinamika politik tanah air, seharusnya lebih takut pada tekanan dan sentimen global. Terutama rencana Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, untuk mengakhiri stimulus moneter dan rencana disesuaikannya tingkat suku bunga acuan menjadi perhatian investor global.

Menurut Firmanzah, pelemahan nilai tukar mata uang dialami banyak negara di Asia dan tidak terkecuali Indonesia. Ia memperkirakan, investor global sedang melakukan konsolidasi atas portfolio mereka dengan melakukan penghitungan kembali baik resiko maupun imbal hasil atas rencana penempatan dana di banyak negara.

Firmanzah mengingatkan, pengakhiran stimulus moneter akan berdampak langsung terhadap likuiditas global dan hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi para pengambil kebijakan di banyak negara.

“Kebijakan moneter, fiskal dan sektor riil perlu segera dirumuskan sebagai langkah antisipasi agar dampak dari rencana penghentian stimulus moneter dan penyesuaian suku bunga di Amerika Serikat dapat dimitigasi,” katanya, Selasa (7/10).

Dengan langkah tersebut, maka resiko capital-outflow keluar dari Indonesia dapat terkelola secara baik agar hal tersebut tidak membahayakan fundamental ekonomi nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement