REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, setuju dengan rencana Jokowi-JK yang akan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada November mendatang. Bahkan, kenaikan yang digadang-gadang bakal mencapai Rp 3.000 per liter dinilai sangat rasional.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, mengatakan, pihaknya berharap kenaikan BBM ini terjadi pada pemerintahan SBY-Boediono. Akan tetapi, justru kenaikannya di pemerintahan baru. Hal itu sangat bagus. Jadi, pilihan menaikan harga BBM sudah sangat relevan.
"Kami setuju rencana Jokowi-JK ini. Bahkan, kami usulkan naiknya lebih dari Rp 3.000 atau hapus semua subsidi untuk BBM ini," ujar Suryo, di ruang kerjanya, Rabu (1/10).
Menurut dia, subsidi BBM ini memang jadi penyakit bagi bangsa ini. Bayangkan saja, setiap harinya uang untuk subsidi bahan bakar minyak ini mencapai Rp 1 triliun. Dalam setahun, berarti ada Rp 360 triliun menguap percuma.
Kenapa percuma? Karena, lebih dari 80 persen subsidi BBM tersebut dimanfaatkan oleh orang kaya. Jadi, subsidi tersebut dinilai tidak tepat sasaran dan manfaat. Justru, hanya jadi beban negara.
Karena itu, rencana kenaikan ini tidak jadi masalah bagi pengusaha. Meskipun ke depannya akan jadi kontroversi. Namun, langkah ini yang paling tepat untuk menyelamatkan bangsa ini. Ibaratnya, sakitnya saat ini tapi untuk kebaikan di masa yang akan datang.