REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Chatib Basri berharap pembatasan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dibuat fleksibel. Hal ini guna menghindari polemik terkait BBM seperti sekarang.
"Pembatasan volume hanya 46 juta kiloliter bukannya salah. Tapi yang paling penting adalah fleksibilitas, kalau melampaui angka itu apa yang bisa dilakukan," kata Chatib, Jumat (26/9).
Ia pun meminta agar tahun depan tidak ada lagi model pembatasan volume BBM seperti itu. Pola ini menurut dia menyusahkan banyak pihak.
"Kita minta jangan dikunci lagi, belajar dari pengalaman 2014. Kenapa sih seneng nyusahin kelompok dan pemerintahannya sediri," kata dia.
Sebelumnya, Anggota Badan Anggaran DPR RI Satya Yudha mengatakan penguncian jumlah konsumsi karena pemerintah dinilai kurang cakap mengelola BBM. Sejak 2012 pemerintah diberi kesempatan mencari solusi namun hal itu tak kunjung ada.