Selasa 23 Sep 2014 23:47 WIB

Ya Ampun, PLN Beli Gas Negara Lebih Mahal dari Fujian

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Kilang LNG Badak NGL
Foto: antara
Kilang LNG Badak NGL

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membeli Liquid Natural Gas (LNG) dari Tangguh, Papua melalui spot untuk pertama kalinya. Harga gas yang dikenakan sebesar 10,7 dolar AS per MMBTU.

Harga tersebut lebih murah dibandingkan membeli sesuai kontrak senilai 13,4 dolar AS per MMBTU. Walaupun lebih murah dari kontrak, harga jual tersebut masih lebih mahal dibandingkan harga jual LNG Tangguh ke Fujian, Tiongkok senilai 8 dolar AS per MMBTU.

Kepala Divisi Gas dan BBM PT PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan, per 16 September lalu, PLN membeli gas Tangguh langsung melalui spot. ''Kita tahu penggunaan gas tergantung dari luar negeri,'' kata dia, Selasa (23/9) siang.

Menurut Suryadi, pihaknya mendapatkan jatah gas karena di Jepang dan Korea sedang musim panas. Artinya, konsumsi gas untuk pemanas di negara tersebut berkurang. Karena itu produksi di Tangguh pun berlebih.

Dia menerangkan, kelebihan produksi itu dijual dengan harga pasar kepada PT PLN, yakni 10,7 dolar AS per MMBTU. Namun, pada Oktober harganya akan meningkat tajam karena Jepang dan Korea akan mengalami musim dingin.

Suryadi mengatakan, pihaknya telah membuat Master Sales Agreement (MSA) pembelian di spot. Tujuannya, PLN telah siap untuk melakukan pembelian spot dari mana saja. Pasalnya, kebutuhan LNG PT PLN terus meningkat. Nantinya, apabila melakukan impor, pihaknya telah memiliki pengalaman membeli pasar spot.

Langkah tersebut, kata dia, untuk mengantisipasi apabila persediaan di domestik tidak ada.

 

Dia menjelaskan, pembelian Tangguh pada 2014 seharusnya sebanyak 12 kargo LNG. Namun, karena kilang Arun belum selesai, maka tidak dilakukan di sana.

Suryadi mengatakan, pembelian dari Tangguh bertujuan untuk mengurangi penambahan pembangkit listrik Tanjung Priok dan Muara Karang.

Menurut dia, kebutuhan Tanjung Priok dan Muara Karang sekitar 28 kargo LNG. Untuk alokasi itu, Nusantara Regas telah berkomitmen memasok 22 kargo. Artinya, tinggal enam kargo yang harus ditambah.

Dia mengungkapkan, untuk pembelian spot, pihaknya telah membeli dua kargo LNG. Sebelumnya, pada 1 Juli 2014 tarif gas tangguh disepakati berubah dari 2,7 dolar AS per MMBTU menjadi delapan dolar AS per MMBTU.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement