REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Indeks saham Nikkei di Tokyo naik 1,13 persen pada Kamis ke penutupan tertinggi sejak awal Januari, karena penurunan tajam yen mendorong saham-saham pengekspor, tetapi Sony jatuh setelah memperingatkan kerugian tahunan besar.
Indeks Nikkei di Bursa Efek Tokyo bertambah 178,90 poin menjadi berakhir pada 16.067,57, menempatkan indeks dalam jangkauan penutupan tertinggi tahun lalu.
Indeks Topix dari semua saham papan utama naik 0,99 persen, atau 12,95 poin menjadi 1.317,91.
Tokyo mengikuti dorongan kuat dari Wall Street yang melihat Dow pada rekor baru, setelah Federal Reserve AS mempertahankan rencana lambat-tapi-mantap untuk memperketat kebijakan moneternya.
The Fed juga mengisyaratkan bahwa suku bunga bisa naik lebih awal dari yang diperkirakan karena ekonomi membaik, mendorong permintaan atas dolar.
Beberapa investor khawatir bahwa Fed yang mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih awal dapat merugikan pasar saham, tetapi "karena yen melemah kemungkinan akan berlanjut dampak negatif pada saham tampak menjadi terbatas," Hiromichi Tamura, kepala strategi untuk Jepang di Nomura Securities, mengatakan kepada Dow Jones Newswires.
Di Wall Street Dow naik 0,15 persen ke rekor baru, S&P 500 naik 0,13 persen menjadi berakhir sedikit di bawah rekor tertingginya selama ini dan Nasdaq naik tipis 0,21 persen.
Di pasar mata uang, dolar naik ke tingkat tertinggi enam tahun 108,78 yen, dari 108,29 yen di New York pada Rabu.
Pelemahan yen cenderung mengangkat saham Jepang karena meningkatkan profitabilitas pengekspor.
Toyota melonjak 2,15 persen menjadi 6.445,0 yen, Canon naik 0,65 persen menjadi 3.537,0 yen dan Panasonic naik 0,49 persen menjadi berakhir pada 1.314,5 yen.
Toshiba naik 0,81 persen menjadi 494,5 yen. Raksasa konglomerat ini mengatakan setelah pasar ditutup bahwa pihaknya akan mempercepat restrukturisasi bisnis komputer pribadi (PC) dan mengurangi 900 pegawainya.
Namun, Sony jatuh 8,64 persen menjadi 1.940,0 yen, sehari setelah memperingatkan kerugian tahunan 2,14 miliar dolar AS, lebih dari empat kali proyeksi sebelumnya. Sahamnya sempat menukik 12 persen di pagi hari. Perusahaan juga mengatakan tidak akan membayar dividen untuk pertama kalinya sejak tercatat di Tokyo pada 1958.