Senin 15 Sep 2014 22:00 WIB

Pabrik Sagu Senilai Rp 300 Miliar Berdiri di Sorong Selatan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Buruh angkut memanggul tepung ke sebuah truk saat bongkar muat tepung sagu di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Selasa (3/4).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Buruh angkut memanggul tepung ke sebuah truk saat bongkar muat tepung sagu di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Selasa (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan mengumumkan investasi dua pabrik sagu senilai Rp 300 miliar. Investasi yang berasal dari dua perusahaan ini sejalan dengan potensi Papua yang memiliki hutan sagu seluas 200 ribu hektar (ha).

Bupati Sorong Selatan Otto Ihalauw, mengatakan, Pulau Papua memiliki potensi industri sagu yang luar biasa. Atas dasar itu pihaknya terus melakukan kegiatan pendampingan masyarakat dan memberi edukasi. Selain itu, pihaknya juga memanfaatkan lahan sagu yang ada untuk menarik investor membangun pusat produksi di Sorong Selatan.

Tak sia-sia, dua perusahaan tertarik untuk berinvestasi membangun pabrik sagu di Sorong Selatan. Otto menyebutkan, pabrik pertama didirikan oleh PT Austindo Nusantara Jaya (ANJ) Agri yang bekerja sama dengan Provinsi Papua Barat. Satu perusahaan lainnya yaitu PT Perhutani.

Bahkan, kata dia, penyelesaian pembangunan pabrik sagu dari PT Perhutani sudah mencapai 60 persen. “Investasi persiapan awal untuk membangun pabrik itu yaitu sekitar Rp 300 miliar,” katanya, Senin (15/9).

Pihaknya menyambut baik pendirian dua pabrik sagu itu. Ini karena sagu tidak hanya menjadi makanan pokok di Papua tetapi juga menghidupkan ekonomi masyarakat sekitar.

Diperkirakan dengan hadirnya dua pabrik ini maka 5 ribu orang akan terserap menjadi tenaga kerja. Pihaknya berjanji akan memanfaatkan dan menyosialisasikan sagu sebagai bahan pangan alternatif sehingga dapat mewujudkan keinginan Menteri Pertanian Indonesia Suswono agar sagu menjadi sumber ketahanan pangan.

Selain itu, pihaknya juga berkampanye ke masyarakatnya yaitu sagu dimanfaatkan untuk kepentingan investasi. Sehingga, perekonomian masyarakat sekitar bergeliat karena masuknya dua pabrik itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement