REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) memberikan fasilitas kredit kepada PT Rajawali Nusa Indonesia (RNI). Kredit tersebut akan digunakan untuk pengembangan Rajawali Mart atau yang lebih dikenal dengan Waroeng Rajawali.
Sekretaris Perusahaan BRI Budi Satria mengatakan, perkiraan kebutuhan kredit waralaba untuk pembukaan Waroeng Rajawali sekitar Rp 160 juta sampai dengan Rp 240 juta.
"Potensi kredit dari bisnis ini sebesar Rp 40 miliar," ujar Budi dalam Penandatanganan MoU antara BRI dan RNI yang dilakukan oleh Direktur BRI Djarot Kusumayakti dengan Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro, Rabu (10/9).
RNI menargetkan untuk membuka 500 Waroeng Rajawali dengan total 100 Waroeng milik RNI dan 400 untuk kemitraan (waralaba). Pembukaan Waroeng Rajawali tersebar di kota-kota, antara lain Bali, Lombok, Jabodetabek, Serang, Surabaya, Bandung, Makassar, Malang, Medan, Semarang, Jogjakarta, Cirebon dan sekitarnya.
RNI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha agro industri, farmasi dan alat-alat kesehatan, properti dan perdagangan serta ritel dengan nama dagang Waroeng Rajawali.
Produk yang dihasilkan oleh RNI di antaranya Raja Gula, Raja Air, Raja Daging, Raja Teh, Raja Beras dan lain-lain. Untuk memasarkan produknya, salah satu strategi yang dilakukan oleh RNI dengan membuka Waroeng Rajawali. Selain menjual produk yang dihasilkan oleh RNI, Waroeng Rajawali juga menjual produk dari produsen lainnya.
Budi mengatakan, BRI memiliki berbagai jenis fasilitas kredit, salah satunya adalah kredit waralaba. Kredit waralaba diberikan bagi calon investor yang ingin memiliki usaha yang sudah diwaralabakan.
Saat ini BRI sudah melakukan kerja sama dengan beberapa perusahaan terkait dengan kredit waralaba ini. Posisi semester II tahun 2014, total outstanding kredit yang diberikan lebih dari Rp 65 miliar. "Tumbuh hampir 25 persen bila dibandingkan dengan akhir tahun Desember 2013," ujarnya.