REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan syariah menyatakan siap untuk menjalankan fitur bank tanpa kantor cabang (branchless banking). Bahkan beberapa bank telah siap menjalankan itu semenjak awal 2000-an.
Corporate Secretary PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Nino Sari mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah siap untuk melakukan program branchless banking sejak era tahun 2000-an. Saat itu, kata dia, Bank Muamalat mengeluarkan berbagai produk syariat dan mengakomodasi produk jaringan Muamalat.
Kemudian sejak tahun 2011 lalu, pihaknya sudah membangun jaringan teknologi informasi (TI) untuk mendukung branchless banking. Mulai fitur internet banking, mobile branch banking, hingga mobile banking yang akan segera diresmikan.
“Kemudian kartu anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Muamalat juga sudah bekerja sama dengan visa dan bisa tarik tunai di seluruh jaringan visa di dunia,” kata dia Rabu (10/9). Meski demikian, pihaknya mengaku tidak menargetkan kenaikan transaksi atau nasabah setelah diresmikannya branchless banking ini.
Pihaknya hanya menegaskan memastikan memperbaiki fitur produk maupun aksesbilitasnya. Sementara itu, Corporate Communication Bank Panin Syariah, Subeni mengatakan, pihaknya terus berkomunikasi dengan bank induk yaitu Bank Panin dan shareholders yang baru yaitu Dubai Islamic Bank (DIB) terkait program branchless banking ini. Sejauh ini, kata dia, baik Bank Panin dan DIB sangat mendukung branchless banking Panin Bank Syariah.
“Insya Allah DIB yang akan mendukung maksimal di segi teknologi informasi (TI) nya. Kemudian dari sisi sumber daya manusia (SDM) nya juga paralel,” ujarnya kepada Republika. Artinya, kata dia, tim Sumber Daya Insani Panin Syariah Bank sedang menjaring SDM pilihan untuk mendukung TI. Ini karena tidak semua SDM TI yang kompeten seiring sejalan dengan syariah.
“Tetapi ya semua menunggu keputusan regulasi dari otoritas jasa keuangan (OJK),” katanya.