Rabu 10 Sep 2014 17:06 WIB

10 Juta Turis Berminat ke Indonesia

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
enyelam mengamati berbagai ikan di kawasan Waiwo, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (1/6). Dengan terumbu karang terlengkap di dunia, pesona bawah laut Raja Ampat merupakan daya tarik utama wisatawan dalam dan luar negeri.
Foto: Antara
enyelam mengamati berbagai ikan di kawasan Waiwo, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (1/6). Dengan terumbu karang terlengkap di dunia, pesona bawah laut Raja Ampat merupakan daya tarik utama wisatawan dalam dan luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu yakin kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sampai tutup tahun ini akan bisa menembus angka 10 juta orang.

"Tahun ini kunjungan wisman diperkirakan mendekati 10 juta orang, bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk bisa menembus angka 10 juta," kata Menparekraf Mari Elka Pangestu, Rabu (10/9).

Ia mengatakan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai target kunjungan 25 juta wisman dan pergerakan 371 juta wisnus pada 2025. Pada tahun yang sama itu pula pihaknya mengharapkan sektor pariwisata bisa memberikan kontribusi 6 persen terhadap PDB.

"Kita harapkan perolehan devisa dari wisman bisa mencapai 17 miliar dolar AS dan pengeluaran wisnus sebesar Rp359,7 triliun per tahun mulai 2025," katanya.

Menparekraf optimistis jika tidak ada kendala besar menghadang, target itu bisa tercapai mengingat iklim usaha sektor pariwisata mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Ia mencontohkan kunjungan wisman pada 2013 mampu mencapai 8,8 juta dengan pertumbuhan rata-rata 8,39 persen dalam lima tahun terakhir, jauh di atas pertumbuhan dunia sekitar 5 persen.

Mari menegaskan secara keseluruhan, pada 2013 pertumbuhan sektor pariwisata sebesar 6,72 persen di atas pertumbuhan PDB 5,81 persen sehingga kontribusinya terhadap PDB naik 2,92 persen pada 2012 menjadi 3,02 persen pada 2013.

Kontribusi terhadap penerimaan devisa juga naik tajam mencapai 10,05 miliar dolar AS pada 2013 sehingga posisinya sebagai penghasil devisa terbesar naik dari posisi 5 pada 2012 ke posisi 4 pada 2013 menggantikan sektor karet dan olahan.

"Penghasilan devisa dari sektor pariwisata hanya kalah dari sektor migas, batu bara, dan kelapa sawit," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement