REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengamat infrastruktur Universitas Indonesia, Wicaksono Aji berpendapat setidaknya ada tiga hal krusial yang dihadapi dalam infrastruktur pertanian di Indonesia. Pertama, sejak pasca orde baru hingga saat ini investasi di bidang pertanian sangat kurang.
Menurutnya investasi teknologi pertanian tergolong minim. Di samping itu sekolah-sekolah pertanian tidak populer.
"Selain itu tidak ada pembukaan lahan baru secara signifikan," kata Wicak kepada Republika, Rabu (10/9). Permasalahan kedua, lanjutnya, pasca orba tidak ada investasi signifikan di bidang infrastuktur penunjang pertanian. Seperti bendungan, jaringan irigasi, dan stasiun cuaca.
Sementara itu di saat yang sama infrastruktur yang dibangun pada masa orba mulai mengalami kerusakan.
Persoalan ketiga adalah minimnya investasi dalam hal sistem manajemen informasi terkait pertanian.
Sistem manajemen informasi tersebut berkaitan dengan dinamika harga pasar, ketersediaan pasokan, perkembangan cuaca, dan lain sebagainya. "Sebagai info, India punya program inovatif terkait sistem informasi menggunakan skema public-private partnership untuk bisa mengoptimalkan keuntungan usaha bagi petani yang berbasis sistem manajemen informasi pertanian," paparnya.
Wicak menambahkan, pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pertanian memang penting. Tapi adanya sistem manajemen informasi berbasis pertanian juga tak kalah penting dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani.