REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mendorong agar redenominasi segera diterapkan di Indonesia untuk alasan efisiensi. Redenominasi dapat sukses diterapkan apabila didukung oleh beberapa hal. Apa saja penentu keberhasilan redenominasi?
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengatakan, redenominasi membutuhkan masa transisi selama enam tahun untuk dapat efektif. Dalam masa transisi, mata uang lama dan mata uang baru akan beredar. Suatu barang pun akan dilabeli dua harga, yakni harga setelah redenominasi dan harga sebelum redenominasi.
"Pada saat bersamaan, harga barang dan jasa akan dicantumkan jumlah redenominasi mata uang itu," ujar Agus beberapa waktu.
Hal tersebut pernah dilakukan oleh Turki pada 2005. Setelah redenominasi, mata uang lama, yakni lira Turki (TL) dikonversikan ke mata uang baru, yaitu yeni lira Turki (YTL). Pada tahap pertama, mata uang TL dan YTL tetap beredar selama setahun. Setelahnya, TL ditarik. Lalu setelah beberapa tahun nama YTL dikembalikan menjadi TL.
Syarat keberhasilan selanjutnya adalah dukungan masyarakat. Jika masyarakat tak menerima, Indonesia tak akan bisa menjalankan redenominasi.
Seperti di Rusia, redenominasi dianggap sebagai instrumen pemerintah untuk merampok kekayaan rakyat. Oleh karena itu, dasar hukum redenominasi harus kuat agar mencegah /chaos/.
Pemilihan waktu pun harus tepat. Penerapan redenominasi harus dilakukan ketika kondisi politik sedang stabil. Rumania adalah salah satu negara yang sukses melakukan redenominasi dengan tujuan untuk bergabung dengan zona euro.