REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Industri keuangan syariah, takkan pernah jauh dari aktivitas yang membawa kemaslahatan umat.Tak heran kini, keuangan Islam gencar membiayai atau mengeluarkan produk energi yang dapat diperbarui.
Dikutip dari Reuters, Rabu (3/9), keuangan Islam menekankan kegiatan tanggung jawab sosial, seperti perlindungan lingkungan. Pekan lalu, Malaysia mengumumkan menerbitkan obligasi sukuk untuk meningkatkan pembiayaan proyek jaringan. Khususnya energi terbarukan untuk perumahan.
Sementara itu di bulan April, Dewan Tinggi Energi Dubai dan Bank Dunia menandatani nota kesepahaman (MoU) untuk mengembangkan pendanaan untuk program investasi hijau Emirat, termasuk obligasi hijau Islam. Dubai akan memperoleh lima persen energi itu yaitu sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbarui dan gedung yang sesuai untuk mengurangi konsumsi energi.
Sementara itu, di Inggris, Kanada, dan Hong Kong menawarkan investasi pertanian yang mematuhi aturan syariat. Sehingga dapat menarik uang dari investor Muslim di negara-negara teluk dan Asia Tenggara sebagaimana investor lokal.
Alasan kelahiran produk investasi hijau adalah dapat menyediakan sebuah tempat yang lebih luas untuk memenuhi permintaan mematuhi aturan syariat untuk Muslim. Pada waktu yang sama, kaum non Muslim yang melihat metode keuangan Islam normalnya merasa malu karena telah menjauhi investasi Islami yang memperhatikan lingkungan. Padahal kalangan non Muslim dapat ikut berperan serta dalam investasi hijau.