Senin 01 Sep 2014 15:20 WIB

Telkom Bidik Pasar Selandia Baru

Direktur Utama PT Telkom Arief Yahya
Foto: Antara
Direktur Utama PT Telkom Arief Yahya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) terus melakukan ekspansi bisnis ke pasar global. Langkah ini dilakukan untuk menciptakan mesin pertumbuhan baru antara lain dengan rencana akuisisi 27 persen saham operator asal Selandia Baru, Telecom New Zealand.

"Kita sudah tetapkan bahwa mesin pertumbuhan baru Telkom adalah broadband dan ekspansi internasional, kita tengah "due diligence" untuk mengakuisisi 27 persen saham milik Telecom NZ," kata Direktur Utama Telkom Arief Yahya, Senin.

Menurut Arief, alasan perseroan membidik saham Telecom NZ karena sejalan dengan strategi untuk menjadi pemain global. Saham yang dibidik nantinya berasal dari "private equity" dimana pendanaan untuk akuisisi ini berasal dari dana internal dan eksternal.

"Nilai transaksi belum bisa diungkap karena masih proses due diligence. Tapi kami (Telkom) memiliki aktiva lancar sekitar Rp40 triliun," ujarnya. Ia menambahkan untuk mewujudkan Telkom harus investasi dimana negara yang dekat dengan budaya barat, seperti Selandia Baru dan termasuk Australia.

Alasan lain adalah kemampuan Telkomsel, anak usaha Telkom menjaga rasio Earning Before Interest Depreciation Amortization (EBITDA) Margin di kisaran 55 persen  di tengah tekanan kompetisi. "Telkomsel bisa menjaga efisiensi dengan Average Revenue Per User (ARPU) sekitar 3 dolar AS. Bayangkan kalau best practice Telkomsel itu dibawa ke Telecom dimana Selandia Baru itu ARPU masih sekitar 50 dolar AS untuk layanan data dan 15 untuk suara," ujar Arief.

Dikatakannya, jika Telkom berhasil mengakuisisi saham dari operator yang juga dikenal dengan nama Spark tersebut maka kekuatan dari Telkom Grup akan lebih maksimal. Pada situs resmi Telecom New Zealand, pada 8 Agustus 2014 telah memperkenalkan merek baru menjadi Spark.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement