REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta --- Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro meminta Pertamina lebih hati-hati dalam menyalurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Ia melihat kemungkinan ada kesalahan dalam konteks alokasi BBM.
"Kalau manajemen distribusinya lebih bagus, banyak SPBU yang tidak apa-apa," katanya ditemui di kantor Kemenkeu, Jumat (29/8).
Kehati-hatian ini penting agar masyarakat tidak lantas panik, dalam artian membeli BBM sebanyak-banyaknya.
Pemerintah juga tengah mencari solusi untuk memastikan BBM cukup hingga akhir tahun. Caranya bukan lantas dengan menambah kuota BBM yang ditetapkan 46 juta kiloliter.
"Itu sudah amanah dari UU, jadi kita harus main di koridor itu," kata Bambang.
Bambang melihat bahwa bahwa antrean yang sempat terjadi di sejumlah SPBU akibat Pertamina ekstra ketat dalam mengendalikan BBM. Untuk itu alokasi BBM perlu diperbaiki menurut wilayah dan daerahnya.