REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan pelat merah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menggandeng empat bank nasional dalam mengelola dana beredar milik anak perusahaan melalui sistem cash pooling. Pengelolaan dana ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi perseroan.
Empat bank yang bekerja sama adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB). Kas yang akan dimasukkan ke dalam cash pooling mencapai Rp 4 triliun sampai Rp 5 triliun.
Semen Indonesia merupakan holding dari tiga perusahaan semen nasional dan satu perusahaan asing. Yaitu Semen Padang, Semen Tonasa, Semen Gresik dan Thang Long Cement.
Selama ini, pengelolaan dana anak perusahaan atau operating company (opco) dilakukan secara mandiri. Adanya sistem cash pooling ini diharapkan dapat mengoptimalkan dana berlebih pada salah satu anak usaha.
"Cash pooling diharapkan dapat meminimalkan biaya keuangan dan memaksimalkan return atas excess cash secara grup," ujar Direktur Utama Semen Indonesia Dwi Soetjipto, Kamis (28/8).
Cash pooling adalah pengelolaan dana seluruh anak perusahaan peserta yang mempertimbangkan kebutuhan operasional peserta pooling, capital expenditure (capex) secara grup, dan pendanaannya. Peserta pooling bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana operasional yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja.
Bila terjadi kelebihan dana operasional salah satu anak usaha, maka akan ditransfer pada rekening cash pooling yang dikelola oleh perusahaan holding.
Ada tiga hal yang menjadi kewenangan perusahaan holding melalui implementasi sistem ini. Pertama, holding bertugas merencanakan, mengatur, menetapkan, dan melakukan investasi strategis atas excess cash group.
Kedua, perseroan juga memanfaatkan dan menempatkan dana berlebih grup pada national pooling, shareholder loan dan intercompany loan. Ketiga, holding menetapkan counterparty dalam bekerja sama untuk implementasi cash pooling.
Adanya sistem ini, opco akan lebih fokus pada pengelolaan dana operasional untuk modal kerja. Termasuk mengelola likuiditas operasional dan investasi nonstrategis atau jangka pendek.
"Pemberlakuan sistem ini tidak akan berpengaruh terhadap kepemilikan dana dan aset milik opco karena secara legal dana dan aset tersebut masih dimiliki oleh opco," kata Dwi.
Direktur Bank Mandiri Abrul Rachman mengatakan, adanya cash pooling akan memudahkan holding dalam mengelola dana anak usaha.
Selama ini, kesulitan holding adalah adanya dana berlebih di satu anak usaha tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh anak usaha lain yang kekurangan dana. "Kalau ada yang dananya kurang bisa pinjam ke bank. Kalau sekarang bisa langsung holding," kata Abdul.
Dana cash pooling ini akan tersimpan dalam bentuk giro. Sistem ini akan meningkatkan efisiensi di perusahaan yang menjadi peserta pooling.
Semen Indonesia bukan perusahaan holding pertama yang menerapkan sistem ini. Sebelumnya, ada beberapa holding swasta yang menggunakan layanan cash pooling Bank Mandiri. "Sudah ada beberapa karena memang lebih efisien seperti ini," kata Abdul.