Kamis 21 Aug 2014 14:46 WIB

Hadapi MEA, Daya Saing Indonesia Masih Mengkhawatirkan

Rep: c88/ Red: Nidia Zuraya
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Foto: blogspot.com
Masyarakat Ekonomi ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Daya saing Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) masih rendah. Menurut Menteri Pertanian Suswono, daya saing Indonesia baru menempati urutan keenam di antara negara ASEAN lain.

"Salah satunya masalahnya adalah sektor pertanian Indonesia yang menyangkut kepemilikan lahan petani," kata Suswono dalam talk show bertajuk Peran Mahasiswa dalam Percepatan Alih Teknologi untuk Petani Kecil di Universitas Andalas Padang, Kamis (21/8).

Suswono menerangkan, kepemilikan lahan di Indonesia hanya 560 meter persegi per kapita. Luasan ini setara dengan 0,3 hektar per kepala keluarga. Sementara di Thailand, kepemilikan lahan sudah mencapai 5,6 hektar per kapita atau 30 hektar per kepala keluarga. Ia menuturkan defisit lahan pertanian Indonesia sebesar 60 ribu hektar per tahun. Jika tak ada kebijakan reforma agraria, maka petani Indonesia akan tak akan pernah sejahtera karena kepemilikan lahan yang kecil.

"Tantangan besar kita adalah meningkatkan produktivitas di lahan yang makin terbatas," imbuh Suswono. Meski demikian, paparnya, produktivitas padi di Indonesia adalah yang tertinggi di ASEAN yakni sebesar 5,2 ton per hektar.

Ia menekankan pentingnya pemanfaatan lahan tidur guna menambah suplai produk pertanian. Menurutnya, hingga saat ini terdapat 7,2 juta hektar lahan terindikasi sebagai lahan terlantar. Selain itu terdapat 4,8 juta lahan yang berpotensi terlantar. Namun yang diberikan izin untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian hanya 13 ribu hektar. "Dari jumlah itu yang cocok untuk lahan pertanian hanya 600 hektar," katanya.

Namun Suswono optimistis Indonesia akan dapat meningkatkan daya saingnya menghadapi MEA 2015. "Masih ada 1,5 tahun hingga akhir Desember 2015 bagi kita untuk meningkatkan kualitas," ujar politisi PKS ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement