Jumat 15 Aug 2014 16:23 WIB

Asumsi Makro RAPBN 2015

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Esthi Maharani
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang bersama DPR - DPD RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (15/8).
Foto: antara
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang bersama DPR - DPD RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato pengantar Rancangan Undang-undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat (15/8).  Dalam RAPBN 2015, asumsi dasar ekonomi makro adalah sebagai berikut.  

Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan 5,6 persen atau sedikit lebih tinggi dibandingkan target pertumbuhan dalam RAPBN 2014 yakni 5,5 persen.

Menurut Presiden, proyeksi tersebut telah mempertimbangkan faktor eksternal yaitu perkembangan perekonomian global.  Sementara dari sisi internal, SBY menyebut reformasi struktural yang dilakukan pemerintah dilakukan untuk mendorong stabilitas makroekonomi.

Untuk inflasi, diproyeksikan 4,4 persen dan nilai tukar rupiah Rp 11.900 per dolar AS.  Nilai tukar, ujar SBY, diproyeksi dengan melihat langkah the Fed yang akan naikkan suku bunga.

Empat asumsi dasar ekonomi makro lainnya yaitu suku bunga SPN 3 bulan 6,2 persen, harga minyak mentah 105 dolar AS/barel, lifting minyak 845 ribu barel/hari dan lifting gas 1.248 ribu barel setara minyak.  

Berdasarkan asumsi dasar tersebut, secara kumulatif, Presiden menjabarkan pendapatan negara sebesar Rp 1.762,296 triliun dan belanja negara tercatat Rp 2.019,868 triliun, maka defisit anggaran 2015 Rp 257,6 triliun atau 2,32 persen terhadap PDB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement