Kamis 14 Aug 2014 23:26 WIB

Wamendag: Perdagangan Kopi Indonesia Sedang Alami Transisi

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Maman Sudiaman
Biji kopi
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Biji kopi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdagangan kopi Indonesia saat ini dianggap tengah mengalami transisi. Jika dulu yang dijadikan pertimbangan utama adalah volume produksi, maka kini 'para pemain' kopi sudah lebih banyak beralih kepada pemantapan nilai dan 'branding'.

"Ini sebuah pertanda bagus, karena value (nilai) kopi Indonesia semakin diperhatikan. Dan kita patut berterima kasih kepada 'Kopi Luwak' karena telah ikut mengangkat brand kopi Indonesia di pentas dunia," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi usai menghadiri acara peluncuran Indonesian Coffee Festival 2014 di Gedung Kemendag RI, Jakarta, Kamis (14/8).

Menurutnya, kopi-kopi Indonesia memiliki potensi untuk merajai pasar dunia. Tidak saja dengan mengandalkan mutu, melainkan juga lewat penekanan terhadap identitas geografis dari produk-produk kopi yang ada di negeri ini. Sebut saja Kopi Gayo, Mandailing, Lampung, Toraja, Osing (Banyuwangi), dan Kopi Wamena (Papua).

Ia pun berharap tren transisi pemantapan branding ini mampu meningkatkan perdagangan kopi Indonesia ke depan. Kendati demikian, saat ini ia melihat ada penurunan nilai ekspor kopi dalam beberapa waktu belakangan. Salah satu penyebabnya adalah karena rendahnya harga jual kopi di tingkat petani, sehingga mereka pun malas menanamnya.

"Masuknya kopi-kopi impor dengan harga yang lebih murah, juga ikut memengaruhi harga jual kopi dalam negeri," imbuhnya.

Pada semester pertama 2014, nilai ekspor kopi Indonesia hanya berkisar 500 juta dolar AS. "Sementara target kita tahun ini sebesar 1,3 miliar dolar AS, sama seperti tahun lalu. Tapi mudah-mudahan selama semester kedua ini angka tersebut bisa kita kejar," ujarnya.

Bayu merasa optimistis target itu bakalan tercapai. Pasalnya, harga kopi dunia dalam beberapa bulan ini mulai mengalami kenaikan yang disebabkan oleh menurunnya produksi kopi di Brasil lantaran buruknya cuaca di sana.

Ia menambahkan, dengan nilai ekspor  rata-rata 1,3 miliar dolar AS per tahun, Indonesia saat ini menempati peringkat tiga negara pengekspor kopi dunia. "Sementara, total nilai pasar kopi dunia mencapai 28 miliar dolar AS. Jadi, capaian Indonesia saat ini masih kecil jika dibandingkan potensi yang kita miliki."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement