Senin 11 Aug 2014 21:06 WIB

Tiada Pasokan Solar, Listrik di Sumut dan Sulsel Terancam Padam

Rep: Maspril Aries/ Red: Maman Sudiaman
PLN
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
PLN

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Pembatasan BBM jenis solar berdampak pada operasional pembangkit listrik yang tergantung pada pasokan BBM tersebut. Direktur Operasional Jawa, Bali, Sumatera PT PLN Ngurah Adnyana mengatatkan, “Sejumlah pembangkit PT PLN yang ada di daerah masih sangat bergantung pada pasokan solar dari PT Pertamina.”

Di sela-sela peresmian Operation Performance Improvement (OPI) Expo, Senin (11/8)  di Palembang, Ngurah Adnyana menjelaskan, daerah yang pembangkitnya tergantung pada pasokan BBM solar diantaranya ada di Sumatera Utara (Sumut) dan Sulawesi Selatan (Sulsel). “Di daerah lainnya dapatkan menggunakan bahan bakar di luar produksi Pertamina karena berada di daerah strategis,” katanya.

Menurut Direktur Operasional Jawa, Bali, Sumatera, BUMN energi listrik tersebut khawatir karena ketidaktersedian BBM solar akan banyak pemadaman terjadi di Sumut dan Sulsel. “Kami berharap Pertamina dapat bersikap lebih bijak terkait dengan kesepakatan harga. Hal itu karena PLN masih banyak menjual dengan listrik harga subsidi. Rabu nanti kami akan bertemu  di Jakarta,” ujarnya.

 Ngurah Adnyana menjelaskan, untuk pembangkit di Jawa-Bali dan sebagian besar Sumatera memang tidak terlalu bergantung pada BBM solar, karena daerah tersebut memiliki sumber energi selain solar seperti uap, air, gas dan batu bara. “Seperti di Sumatera Selatan pasokan listrik termasuk aman jika BBM solar dibatasi.”

Menurut General Manager  PT PLN wilayah Sumsel, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) Paranai Suhaspan, pembangkit yang ada saling terjalin dalam satu interkoneksi dengan pembangkit lain di Sumatera, hanya sebagian kecil saja yang pembangkitnya tergantung pada pasokan BBM solar. “Dalam wilayah S2JB pembangkit yang menggunakan solar ada di Provinsi Bengkulu, yaitu di Muko-Muko,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement