Jumat 08 Aug 2014 11:02 WIB

Larangan Impor Pangan Rusia Peluang Emas Bagi Brasil

Sayuran dan buah produk hortikultura (ilustrasi)
Foto: distan.pemda-diy.go.id
Sayuran dan buah produk hortikultura (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Perusahaan-perusahaan pengekspor daging Brasil menyatakan bahwa larangan Moskow pada impor produk pangan dari Eropa dan Amerika Serikat memberikan peluang emas bagi mereka untuk menjual lebih banyak produk ke Rusia.

Sanksi-sanksi yang diumumkan oleh Perdana Menteri Dmitry Medvedev datang hanya beberapa hari setelah Moskow membuka penawaran impor dengan dua lusin perusahaan unggas dan lima produsen daging babi Brasil. "Ada hampir 40 produsen unggas dan 12 produsen daging babi Brasil mengekspor barang-barang mereka ke Rusia," kata para pejabat di Kementerian Industri Brasil.

Ada juga lebih dari dua lusin fasilitas produksi daging sapi yang sekarang memiliki persetujuan untuk ekspor ke Rusia menurut data asosiasi pengekspor daging Brasil (ABIEC).

Rusia adalah konsumen terbesar kedua daging babi dan sapi Brasil, dengan daging sapi menjadi ekspor terbesar Brasil ke Rusia. Dari Januari sampai Juni, ekspor produk tersebut mencapai 563 juta dolar AS dari total perdagangan bilateral kedua negara yang nilainya tiga miliar dolar AS selama periode itu menurut data resmi.

Rusia mengembargo produk Amerika Serikat dan Eropa sebagai balasan terhadap sanksi Amerika Serikat dan Eropa atas dugaan peran Rusia dalam kekerasan separatis di Ukraina timur.

Medvedev mengatakan embargo Rusia akan berlangsung selama satu tahun pada impor daging, buah-buahan dan sayuran, ikan dan produk susu dari Australia, Kanada, Uni Eropa, Norwegia dan Amerika Serikat. Hanya makanan bayi yang dibebaskan.

"Itu membuka kesempatan bagi Brasil untuk meningkatkan ekspornya ke Rusia," kata Ricardo Santin, ketua asosiasi produsen unggas Brasil, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (8/8).

Bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan perjalanan ke Brasil dan beberapa negara lain di Amerika Latin untuk meningkatkan perdagangan dan investasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement