Selasa 05 Aug 2014 06:00 WIB

Menkeu Optimistis Neraca Perdagangan Surplus Hingga Akhir Tahun

Red: M Akbar
Chatib Basri
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Chatib Basri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Chatib Basri optimistis neraca perdagangan akan kembali surplus hingga akhir tahun. Asumsi itu didasarkannya karena sejumlah perusahaan tambang telah mendapatkan izin ekspor bahan mineral konsentrat tertentu.

"Nanti ekspor minerba mulai bisa dilakukan dari perusahaan yang membuat smelter, saya kira sejak Agustus sampai ke belakang nanti 'trade surplus," katanya di Jakarta, Senin (4/8).

Chatib menambahkan, ekspor mineral tersebut dapat menyumbang devisa sekitar lima miliar dolar AS, sehingga diperkirakan defisit transaksi berjalan pada akhir 2014, dapat mencapai kisaran 21 miliar-25 miliar dolar AS.

"Tambahan lima miliar bisa membuat defisit turun menjadi 21 miliar dolar. Bahkan setengahnya saja 2,5 miliar, defisitnya bisa 23 miliar dolar. Ekspor sudah bisa dilakukan karena barangnya sudah ada," katanya.

Selain itu, ia memperkirakan kinerja sektor ekspor akan mengalami perbaikan, terutama dari produk minyak sawit mentah (CPO), yang didukung oleh membaiknya harga komoditas tersebut di pasar internasional.

Sementara, terkait neraca perdagangan yang tercatat defisit 305,1 juta dolar AS pada Juni 2014, Chatib mengatakan hal tersebut sudah sesuai prediksi karena tingginya permintaan impor menjelang puasa dan lebaran.

"Juni menjelang lebaran, impornya selalu naik tajam. Tahun lalu defisitnya, kalau tidak salah 280 juta. Ini konsisten, karena konsumsinya naik. Tapi setelah itu, akan surplus besar," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca perdagangan Juni 2014 sebesar 305,1 juta dolar AS, yang berarti kinerja perdagangan mengalami penurunan mengingat pada Mei 2014 surplus sebesar 69,9 juta dolar AS.

Hingga Januari-Juni 2014, nilai ekspor Indonesia kumulatif mencapai 88,83 miliar dolar AS atau menurun 2,46 persen jika dibandingkan periode tahun lalu, dan nilai impor mencapai 89,98 miliar dolar AS atau menurun 4,7 persen dibandingkan periode tahun lalu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement