REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak di New York jatuh ke tingkat terendah sejak pertengahan Maret pada Kamis (Jumat pagi WIB), dipicu oleh penutupan kilang yang tidak direncanakan di midwest Amerika Serikat.
Kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 2,10 dolar AS menjadi berakhir di 98,17 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Di perdagangan London, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman September turun 49 sen menjadi menetap pada 106,02 dolar AS per barel.
Andy Lipow, kepala konsultan Houston pada Lipow Oil Associates, mengatakan berita bahwa sejumlah kilang minyak di midwest mengalami penutupan menempatkan "sejumlah tekanan signifikan terhadap WTI hari ini."
Kekhawatirannya adalah bahwa persediaan minyak mentah akan menumpuk di pusat perdagangan minyak Cushing, Oklahoma yang diawasi ketat di mana WTI dihargakan.
Lipow mengatakan para pedagang juga sedang menunggu pemeliharaan yang direncanakan pada September di banyak kilang ketika musim wisata musim panas berakhir.
Para analis mengatakan minyak kemungkinan mengumpulkan tekanan jual tambahan dari kekalahan di pasar ekuitas AS pada Kamis.
Sementara kontrak minyak AS anjlok, minyak mentah Brent pada Kamis turun moderat, yang lebih berpengaruh ke pasar minyak internasional.
Pertanyaan kunci mencakup pengaruh sanksi baru terhadap produksi minyak Rusia dan dampak berlanjutnya kekerasan di Libya pada produksi negara Afrika Utara itu.
Eurasia Group memprediksi Brent akan terus diperdagangkan di kisaran 105-110 dolar AS per barel pada kuartal ketiga.
"Kekhawatiran tentang risiko geopolitik akan terus mendukung,
terutama dalam kaitannya dengan kerapuhan yang dirasakan dalam pemulihan parsial pada produksi Libya dan kekhawatiran terbaru tentang risiko yang berkaitan dengan Iran," kata konsultan dalam sebuah catatan.