Sabtu 26 Jul 2014 21:38 WIB

Likuiditas Ketat, Maybank Syariah Tumbuh Flat

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Maman Sudiaman
Maybank Syariah
Foto: Antara
Maybank Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri perbankan meyakini, semester pertama 2014 merupakan tahun yang cukup berat. Semester pertama tahun ini memang ditandai dengan likuiditas yang cukup ketat. Menurut Presiden Direktur PT Maybank Syariah Indonesia, Norfadelizan Abdul Rachman, semenjak akhir 2013 dan awal tahun ini, perekonomian Indonesia cukup melambat.

Kondisi ini, katanya, cukup memengaruhi pembiayaan bank yang fokus pada korporasi ini.Selain itu sebagian besar nasabah juga menunggu kepastian pemilu. Sejauh ini pertumbuhan pembiayaan mencapai Rp 1,3 triliun atau meningkat 3,24 persen jika dibandingkan 2013.

Sayangnya aset merosot menjadi Rp 2,066 triliun atau menurun 0,21 persen. Ia menyatakan penurunan ini karena proses restrukturisasi dan renegosiasi. ''Saya yakin di penghujung tahun ini semua akan membaik dan lancar kembali,'' tuturnya, baru-baru ini.

Ia juga mengatakan tahun depan pihaknya akan melebarkan pasar tak hanya pembiayaan korporasi. Jika selama ini portfolio SMI lebih kepada korporasi, maka mereka akan mengejar pembiayaan ritel dan unit usaha kecil menengah (small medium enterprise).

Di saat yang sama, Chairman Grup Maybank, Tan Sri Dato’ Megat Zaharuddin Megat Mohd Nor menyampaikan induk sejauh ini tak hanya membiayai proyek komersial akan tetapi juga fokus pada program sosial. ''Kami memiliki program pemberdayaan ke berbagai negara yang memiliki kaum Muslim berpenghasilan rendah,'' ucap dia.

Total pemberdayaan ekonomi yang dilakukan Maybank Group di berbagai lokasi mencapai satu juta Ringgit Malaysia. Ia mengatakan salah satu proyek di Indonesia, penerima manfaat proyek sukarela karyawan Maybank Syariah Indonesia, adalah ” Program Pemberdayaan Ekonomi melalui Budi Daya Jamur Tiram.

Selain proyek “Budi Daya Jamur”, program “Bersamamu” juga akan mengangkat proyek “Maybank Child Sponsorship” Maybank Kamboja yang ada di Phnom Penh, Kamboja, proyek “From Poverty to Englah” Maybank Penang/Kedah Perlis di Kedah, Malaysia. Kemudian proyek Bank Internasional Indonesia (BII) “Kerja Aktif Paraplegia” (KREATIP) di Jakarta Selatan, Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement