Selasa 22 Jul 2014 12:23 WIB

Tekan Kebocoran Palyja Gunakan Teknologi JD7

Rep: CR01/ Red: Taufik Rachman
 Lokasi ditemukannya sambungan air ilegal dalam jaringan pipa distribusi air Palyja.  (dok.Palyja)
Lokasi ditemukannya sambungan air ilegal dalam jaringan pipa distribusi air Palyja. (dok.Palyja)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Demi menekan angka kebocoran air bersih, PT PAM Lyonnaise Jaya (PAM) terapkan teknologi pendeteksi kebocoran JD7. Teknologi ini dipraktikan dengan menyematkan kamera khusus  dan sensor ke dalam sambungan pipa primer.

JD7 menurut Kepala Divisi Korporat Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial Palyja, Meyrita Maryanie mampu mendeteksi penyumbatan, sambungan lateral dan sambungan illegal. Kamera dengan resolusi tinggi akan merekam segala bentuk kebocoran baik dalam bentuk visual dan audio.

Jika terjadi kebocoran kamera akan mengirimkan tanda yang bisa dilihat atau dipantau secara langsung pada monitor.“Selama proses tersebut operator dengan mudah mengidentifikasi seluruh kondisi yang ada dalam pipa dengan melihat rekaman video,” ujar Meyrita.

Kemampuan kamera ini diakui Meyrita cukup efektif untuk mendeteksi kebocoran di pipa primer. Pendeteksian kebocoran merupakan langkah awal untuk menentukan titik bocor pada jaringan pipa secara akurat.

“Ini sangat penting sebelum melakukan penggalian dan tindakan perbaikan pada jaringan pipa, sehingga dapat mengurangi resiko biaya pekerjaan sipil pada proses penanggulangan kebocoran pipa primer,” tambahnya.

Palyja diakui Meyrita menjadi perusahaan pertama yang menerapkan teknologi ini di Indonesia. Teknologi ini diterapkan sejak tahun 2012.

Hingga tahun 2013, Palyja berhasil menurunkan angka kebocoran air menjadi sebesar 39,84 persen. Dengan persentase ini perusahaan berhasil menyelamatkan 2,5 juta meter kubik air bersih. Tahun ini Palyja menargetkan tingkat kebocoran air turun hingga 37 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement