REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Media internasional, khususnya Asia memuji pembentukan Bank Pembangunan BRICS yang dipelopori oleh lima negara berkembang dan negara besar dunia, yaitu Brasil, Rusia, India, Cina (Tiongkok), dan Afrika Selatan. Bank ini akan mendani proyek-proyek infrastruktur dikelima negara anggota dan dengan kata lain akan memangkas dominasi Barat, khususnya Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
"Rencana Bank Pembangunan BRICS ini sudah sangat lama ditunggu. Ini akan mengurangi dominasi Barat di sektor keuangan global," demikian tulis editorial di Xinhua, dilansir dari AFP, Kamis (17/7).
Sebuah opini di surat kabar Global Times menilai persaingan yang akan diciptakan oleh BRICS akan mendorong Bank Dunia dan IMF untuk melaksanakan reformasi internal. Ini sangat dibutuhkan untuk mempertahankan eksistensi mereka.
"Negara-negara BRICS telah merintis jalan baru untuk mengurangi risiko kerugian dan juga melindungi perekonomiannya," ujar Liu Zongyi, seorang peneliti di Institut Shanghai.
Liu menilai pinjaman dari Bank Dunia tidak mampu memenuhi tuntutan negara-negara berkembang. IMF juga gagal berperan aktif dalam menstabilkan pasar keuangan yang terus bergolak selama krisis keuangan global.
Menurut Liu, negara-negara berkembang selalu berada di bawah belas kasihan Amerika Serikat (AS) selama krisis ekonomi baru-baru ini mengingat dominasi dolar AS dan kebijakan pelonggaran kuantitatif dari Federal Reserves AS.
Surat kabar Wen Wei Po di Hong Kong mengatakan BRICS memilih Shanghai, Tiongkok sebagai kantor pusat dan mengangkat India sebagai pemimpin pertama. Ini melambangkan kebangkitan negera dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu.
"Shanghai adalah lokasi terbaik dari kantor pusat BRICS. Ini menunjukkan kekuatan besar Tiongkok di panggung internasional," tulis surat kabar itu.