Selasa 15 Jul 2014 10:53 WIB

Neraca Perdagangan Juni Diprediksikan Defisit 300 Juta Dolar AS

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Ekspor-impor (ilustrasi)
Ekspor-impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memprediksikan neraca perdagangan Juni defisit sebesar 300 juta dolar AS. Defisit utamanya berasal dari tingginya impor bahan bakar minyak (BBM).

Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengatakan, defisit disebabkan adanya impor yang tinggi dan juga ada faktor ekspor nonmineral yang belum terealisasi dan permintaan dari komoditas yang turun. "Jadi kombinasi dari itu," ujar Agus, Senin (14/7).

Ia menjelaskan, tekanan impor BBM masih tinggi untuk tahun ini. Padalah pertumbuhan ekspor atau surplus neraca perdagangan nonmigas sudah menguat. Ia mengatakan, perkembangan yang sudah baik tak diimbangi penurunan defisit migas yang berarti sehingga kondisi neraca perdagangan year to date (ytd) defisit.

Sementara itu, Agus mengapresiasi neraca perdagangan nonmigas yang mengalami perbaikan surplus. Ekspor manufaktur Indonesia, seperti ekspor tekstil, benang, elektronik, kendaraan dan perlengkapan kendaraan mengalami perbaikan. "Indeks manufaktur membaik sejalan dengan data yang BI lihat, yaitu ada perbaikan dari neraca perdagangan nonmigas Indonesia," ujarnya.

Di sisi lain, ekspor sumber daya alam (SDA) Indonesia masih tertekan. Utamanya disebabkan oleh pelarangan ekspor mineral mentah dalam UU Minerba. Agus mengatakan, ekspor SDA menunjukan kondisi yang lebih baik jika dilihat dari bulan ke bulan, tetapi jika dilihat secara tahunan, ekspor SDA belum mengalami peningkatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement