REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memberikan sinyal adanya importasi beras setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan angka ramalan (aram) produksi padi sebesar 69,87 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami penurunan sebesar 1,41 juta ton jika dibandingkan tahun 2013 lalu.
"Saya sudah memberikan arahan kepada Perum Bulog, untuk mengantisipasi masalah tersebut, namun soal angka, harga dan waktu itu sudah saya berikan," kata Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, seusai melakukan jumpa pers di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (2/7).
Lutfi mengatakan, pihaknya tidak memberikan penjelasan lebih lanjut terkait besaran impor, waktu impor dan harga dikarenakan langkah tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan tidak terpojok ulah para spekulan. "Akan tetapi angka, harga, dan waktu itu merupakan diskresi pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan tidak terpojok oleh ulah para spekulan. Tapi sudah diantisipasi," kata Lutfi.
Berdasarkan data BPS, aram I 2014 diperkirakan sebesar 69,87 juta ton GKG atau mengalami penurunan sebesar 1,41 juta ton atau 1,98 persen jika dibandingkan pada 2013 lalu. Penurunan produksi tersebut diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas 265,31 ribu hektare atau 1,92 persen dan produktivitas sebesar 0,03 kuintal per hektare atau 0,06 persen.
Sementara untuk produksi padi tahun 2013 sebesar 71,28 juta ton gabah kering giling atau mengalami kenaikan sebanyak 2,22 juta ton, atau 3,22 persen jika dibandingkan dengan tahun 2012 lalu. Diperkirakan, penurunan produksi padi yang relatif besar pada tahun 2014 terjadi di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Sumatera Selatan. Sementara untuk perkiraan kenaikan produksi padi yang relatif besar terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur.
"Disaat yang bersamaan, kita juga harus mengantisipasi dampak dari El-Nino. Kita sudah mengantisipasi, jika terlambat mengantisipasi masalah-masalah tersebut pasti akan ada kenaikan yang tidak kita inginkan," ujar Lutfi.
Stok persediaan beras Bulog hingga Juni 2014 lalu mencapai 1,95 juta ton dan dalam kondisi normal cukup untuk memenuhi kebutuhan beras 7 bulan hingga 8 bulan ke depan. Persediaan beras 1,95 ton tersebut, tersebar di 600 titik gudang Bulog yang ada. Pasokan beras Bulog tersebut datang dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawasi Selatan, NTB serta Lampung.