Selasa 01 Jul 2014 15:25 WIB

Danamon Proyeksikan Perlambatan Kredit di Semester I

Rep: Satya Festiani/ Red: Mansyur Faqih
Nasabah Sedang bertransaksi di salah satu Kantor cabang Bank Danamon, Jakarta, Senin (5/5).
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Nasabah Sedang bertransaksi di salah satu Kantor cabang Bank Danamon, Jakarta, Senin (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Danamon Indonesia, Tbk memproyeksikan adanya perlambatan kredit pada semester I-2014. Hal itu sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Pasar telah mengetat dan ekonomi melambat. Danamon melihat pertumbuhan kredit akan sedikit melambat," ujar Direktur Utama Bank Danamon Henry Ho, Senin (30/6) petang. 

Menurut dia, yang terjadi di Bank Danamon sejalan dengan perlambatan kredit bank secara industri. Pertumbuhan kredit diproyeksikan sebesar 15-17 persen pada semester I-2014. 

Sektor yang paling melambat adalah kredit korporasi dan konsumer. Perlambatan kredit juga disebabkan loan to deposit ratio (LDR) yang cukup tinggi.

"Kredit konsumer masih baik, tetapi orang khawatir dengan perlambatan ekonomi. Oleh karena itu, bank sedikit menahan," ujarnya.

Kredit yang melambat membuat perolehan marjin bunga bersih (NIM) sedikit di bawah target Bank Danamon yang sebesar sembilan persen. Henry mengatakan, turunnya NIM juga disebabkan oleh biaya dana yang telah meningkat sebesar 175 basis poin. 

Sementara itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) diproyeksikan sebesar 10-12 persen. Henry memprediksi, pengetatan likuiditas akan terus berlanjut hingga akhir tahun. 

Hal tersebut disebabkan Indonesia masih mengalami defisit transaksi berjalan dan defisit fiskal. "Defisit tersebut memberi tekanan pada nilai tukar. Untuk mendukung nilai tukar, suku bunga harus terus tinggi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement