Jumat 27 Jun 2014 12:05 WIB

Dirjen Pajak Curhat Sulitnya Capai Target Penerimaan Pajak

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Pajak (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pajak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak mengadakan silaturahmi dengan Pemimpin Redaksi media massa. Pada pertemuan tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Fuad Rahmany curhat tentang sulitnya mencapai target penerimaan pajak.

"Selama 12 tahun terakhir selalu sulit mencapai target. Sejak 2002 memang penerimaan pajak yang mencapai target hanya 2 kali," ujar Fuad, kemarin petang. Sulitnya mencapai target disebabkan oleh perekonomian Indonesia yang mengalami perlambatan, serta kurangnya kapasitas Ditjen Pajak.

Fuad mengatakan, perlambatan perekonomian membuat kegiatan ekspor impor Indonesia menurun. Turunnya ekspor dan impor membuat penerimaan pajak pun menurun.

"Turunnya impor, bagus bagi neraca perdagangan, tapi buruk buat pajak," ujarnya. Semua importir membayar pajaknya menjadi negatif.

Kurangnya pegawai pajak juga menjadi salah satu hambatan. Berdasarkan data tahun 2011, Indonesia memiliki penduduk sebanyak 237,6 juta jiwa, sedangkan jumlah pegawai pajak hanya 31.733 orang. Bandingkan dengan Jerman yang penduduknya 82 juta jiwa dan memiliki pegawai pajak sebanyak 110 ribu orang.

Indonesia memiliki sektor perdagangan yang besar tetapi pelakunya kecil-kecil. Padahal dari situ banyak potensi pajak yang bisa digali. "Jika satu usaha menengah dijaga oleh satu pegawai pajak, berarti butuh 10 ribu pegawai pajak," ujarnya. Fuad mengakui, Ditjen pajak tidak sanggup karena kapasitasnya yang tidak memadai. "Kita kekurangan pegawai," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement