REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Kamis (26/6) pagi melemah tiga poin menjadi Rp12.085 per dolar AS dari posisi terakhir sebelumnya.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan pelemahan rupiah dipicu peningkatan harga minyak dunia. Harga minyak mentah global kembali naik sekitar 0,11 persen menjadi 106,62 dolar AS per barel hari ini.
"Pelemahan mata uang juga terjadi pada negara-negara berkembang lainnya merespon harga minyak mentah global," katanya.
Ia menambahkan, kenaikan harga minyak mentah dunia itu akan membuat perbaikan neraca transaksi berjalan tertahan dan membuat beban subsidi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bisa membengkak.
Di sisi lain, lanjut dia, Bank Indonesia menyatakan bahwa pelemahan mata uang domestik juga bisa mendorong kinerja ekspor dan berdampak positif pada neraca perdagangan Indonesia.
"Diperkirakan rupiah berpotensi kembali melemah terutama setelah merespon pernyataan dari Bank Indonesia itu," katanya.