REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengurus Besar Paguyuban Pasundan (PP) berharap RUPS Luar Biasa Bank BJB 1 Juli mendatang menghasilkan figur direksi internal yang potensial. Terutama, berasal dari putra daerah.
Menurut Ketua Umum PB PP Didi Turmudzi, Bank BJB telah menjadi salah satu ikon kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Jadi, harusnya dipimpin oleh putra daerah yang ikut mendirikan, membangun dan membesarkan BUMD ini.
"Bank ini harus dimanfaatkan sebagai peningkatan ekonomi kerakyatan bukan sebagai alat kepentingan politik," ujar Didi di Kantor PB PP, Kamis (19/6).
Didi mengaku usai membaca rencana RUPSLB pihaknya menaruh harap terutama jika agenda 1 Juli 2014 tersebut melakukan pemilihan 3 direksi yang kosong usai tidak lolosnya fit and profer test Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Jangan sampai kader potensial di dalam dicampakan. Tidak boleh,jangan memainkan kepentingan politik dalam urusan bisnis," katanya.
Menurutnya direksi baru BJB nanti sebaiknya adalah orang-orang yang tumbuh berkarir sejak dari bawah dan mempunyai rekam jejak yang jelas dan terbukti kompetensinya. "Kami juga berharap OJK bisa terus mengawasi dan mengawal proses pemilihan direksi BJB," katanya.
Didi mengaku, gelisah dengan kondisi kekosongan di bank tersebut karena masalah pengkaderan yang profesional selama ini bukan tidak dibangun tapi tidak menjadi sebuah agenda kepemimpinan. "Harusnya tidak asal comot direksi," katanya.
Harapan ini disampaikan pihaknya sebagai bentuk kepedulian Paguyuban Pasundan terhadap bank milik Jabar. "Karena ini bukan bank milik gubernur dan bupati. Tapi bank milik rakyat Jabar yang dibangun sejak kecil," katanya.
Karena itu pihaknya meminta Gubernur Jabar Ahmad Heryawan memberi kesempatan pada kader BJB potensial untuk menjadi direksi. Didi berharap, ada regenerasi kepengurusan di BJB.
"Gubernur harus ada keberpihakan ke masyarakat Jabar," katanya.
Dikatakan Didi, Paguyuban Pasundan memiliki beberapa kriteria terkait orang yang pantas memimpin. Yakni, pertama, orang yang pernah membangun dan melahirkan bank BJB. Selain itu, orang yang merasakan susahnya membangun BJB. Didi menilai, di BJB banyak yang memenuhi syarat dan punya potensi.
"Kami ingin putra daerah. Dari sekian banyak masa g ada yang mampu. Saya blm mengantongi nama, kita ingin fair beri harapan masyarakat," katanya.