Rabu 18 Jun 2014 18:30 WIB

Asosiasi: Pengoperasian Proyel 'Smelter' Bauksit Tertunda

Tambang Bauksit (ilustrasi)
Foto: IST
Tambang Bauksit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) mengungkapkan, jadwal pengoperasian lima proyek pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit bakal tertunda akibat belum adanya kepastian pendanaan.

Sekretaris Jenderal APB3I Erry Sofyan dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (18/6) mengatakan, perusahaan yang membangun smelter bauksit menjadi alumina tersebut kini kesulitan melanjutkan proyeknya. "Kami harap pemerintah memberikan insentif untuk bisa mengekspor bijih bauksit kembali agar bisa mendanai smelter yang memerlukan biaya besar," ujarnya.

APB3I berharap pemerintah memberikan kelonggaran ekspor bijih bauksit hingga akhir 2017 sampai proyek smelter alumina bisa beroperasi. Menurut dia, pemerintah mesti melihat kebijakan pelonggaran ekspor bijih bauksit tersebut dalam jangka panjang.

"Kalau smelter ini jadi, maka puluhan ribu karyawan tambang bauksit dan ratusan ribu tenaga kerja ikutan lainnya akan mendapat pekerjaan kembali," ucapnya. Akibat kebijakan pelarangan ekspor bijih bauksit tercatat 40 ribu karyawan diputuskan sejak Januari 2014.

Erry mengatakan, saat ini terdapat lima perusahaan yang membangun smelter. Satus kelima proyek smelter adalah PT Well Harvest Winning Alumina Refinery sudah berjalan 30 persen. "Mereka sudah membangun pondasi pabrik dan akan mulai pemancangan pembangunan pembangkit listrik dan pelabuhan," tuturnya.

Perusahaan tersebut sudah mengeluarkan investasi Rp1,5 triliun dari rencana Rp 11 triliun. Lalu, smelter yang dibangun PT Bintang Alumina juga sudah 30 persen.

Sedang, tiga smelter lainnya milik Nusapati Group, PT Fajar Mentaya Abadi, dan Gesit Group baru tahap pembebasan lahan, namun kini terhenti. Menurut dia, ketiga perusahaan tersebut khawatir melanjutkan ke tahap berikutnya yakni peletakan batu pertama (ground breaking), sementara pendanaannya belum pasti. "Kalau tidak ada kepastian ekspor, bagaimana mendanai proyek ke depan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement