Rabu 18 Jun 2014 12:46 WIB

ADB Bertekad Investasi Energi Bersih di Asia

ADB
Foto: ADB
ADB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia (ADB) bertekad guna memperbanyak investasi dan inovasi yang dapat meningkatkan jumlah pemberdayaan sumber energi bersih di negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik.

"Negara-negara Asia berkembang adalah tempat dari sebagian besar warga dunia yang minim mendapatkan energi," kata Wakil Presiden ADB Bindu Lohani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Bindu Lohani mengungkapkan, secara global masih terdapat lebih dari 600 juta orang tanpa akses listrik dan sekitar 1,8 miliar orang yang masih menggunakan bahan bakar seperti dari kayu bakar dan batu bara.

Bahan bakar itu, ujar dia, masih kerap digunakan banyak warga untuk memasak dan memanaskan tempat tinggal mereka.

ADB juga menggelar Forum Energi Bersih Asia ke-9 yang dibuka pada 18 Juni 2014 ini, yang bertujuan guna memobilisasi investasi dan menemukan cara-cara inovatif untuk membawa energi modern yang bersih.

"Kita dapat mengatasi kekurangan energi melalui energi berkelanjnutan dan rendah karbon," tuturnya.

Berdasarkan data ADB, kebutuhan energi Asia terus meningkat dari 34 persen penggunaan energi primer global pada 2010 yang diperkirakan bakal menjadi sebesar 56 persen pada 2035.

Selain itu, Lembaga Energi Internasional (International Energy Agency) memperkirakan bahwa Asia dan Pasifik membutuhkan investasi lebih dari 200 miliar dolar AS untuk memenuhi akses energi pada 2030.

Sedangkan pada 2013, ADB telah menginvestasikan sebesar 2,3 miliar dolar AS untuk pengembangan energi bersih dan berkomitmen untuk meneruskan investasi setidaknya sebesar 2 miliar dolar AS per tahun.

Pemerintah Indonesia juga menginginkan setiap aliran sungai dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik, sehingga makin meningkatkan ketersediaan energi tersebut bagi masyarakat.

Menteri ESDM Jero Wacik di Jakarta, Selasa (17/6) mengatakan, pihaknya mengeluarkan surat edaran kepada para bupati untuk memanfaatkan aliran sungai tersebut.

"Desa-desa yang ada sungainya, mesti ada pembangkit listrik," katanya usai penandatanganan nota kesepahaman pemberdayaan koperasi dalam pengembangan energi baru dan terbarukan dengan Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan.

Ia mengatakan dalam satu aliran sungai bisa dibangun hingga enam pembangkit listrik skala kecil dengan biaya yang tidak terlalu besar, namun bermanfaat bagi masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement