REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Managing Director MAS Ravi Menon mengatakan, industri keuangan syariah telah tumbuh diatas 10 persen (double digit) dalam beberapa tahun terakhir di Singapura. Sehingga menjadi salah satu bintang diantara 15 negara dengan industri keuangan syariah terbesar.
Industri keuangan syariah pun semakin luas ruang lingkupnya bahkan melewati batas negara. Khususnya setelah banyak perusahaan menerbitkan sukuk di negeri itu. Apalagi ada dua negara pemain besar yang kini juga memenuhi industri non bunga ini, yaitu Inggris dan Hong Kong, dikutip dari Channel News Asia.
Kepala Perbankan Syariah dan CEO Standard Chartered Saadiq di Malaysia, Wasim Saifi, mengatakan inisiatif dua negara itu sangat penting bagi industri syariah. Karena setelah negara mengambil keputusan untuk menerbitkan sukuk, maka sektor swasta akan mengikuti.
Setelahnya, korporasi dari negara-negara lain disekitar Hong Kong dan Inggris akan mulai masuk untuk menerbitkan sukuk.
Berdasarkan laporan terakhir Ernst&Young, aset industri perbankan syariah akan mencapai 3,4 triliun di 2018. Dengan pemain utama, seperti Qatar, Indonesia, Arab Saudi, Malaysia, Uni Emirat Arab dan Turki (QISMUT).