REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan peran tim pengendalian inflasi dan koordinasi yang baik mutlak diperlukan dalam mengatasi kenaikan harga yang tajam dan tidak stabil.
"Peran TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) mutlak diperlukan dalam rangka mencapai inflasi yang rendah guna mencapai masyarakat yang sejahtera," kata Agus dalam Rakornas V TPID 2014 di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, setiap daerah perlu penanganan khusus terutama dalam hal aspek sinergi untuk mengatasi permasalahan struktural yang mengganggu pengendalian inflasi seperti struktur pembentukan harga dan transparansi harga serta belum selarasnya asumsi makro dalam penggunaan kebijakan.
Untuk itu, dalam Rakornas bertajuk "Memperkuat Koordinasi Pusat Daerah dan Mempercepat Kerja sama Antar Daerah Dalam Upaya Menjaga Stabilitas Harga serta Meningkatkan Perekonomian Daerah" itu diharapkan dapat meningkatkan kerja sama pengendalian inflasi antara pusat dan daerah.
"Rakornas merupakan forum koordinasi pengendalian inflasi tingkat tertinggi agar tercipta sinergi antara pusat dan daerah dalam upaya mewujudkan stabilitas harga," katanya.
Gubernur BI mengingatkan pengendalian inflasi juga mampu mengelola tingkat inflasi 2013 dengan baik sehingga tidak mencapai dua digit.
Ia juga menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen sebanyak 233 TPID yang telah terbentuk dan di antaranya telah mengeluarkan terobosan inovatif seperti pemberian subsidi ongkos angkut Jatim dan konversi BBG bagi nelayan di Gorontalo.
Dalam acara tersebut juga disampaikan penghargaan TPID Provinsi terbaik untuk 2013 yang diterima TPID Sumsel (kategori Sumatera), TPID DIY Yogyakarta (kategori Jawa), TPID Kalteng (kategori kawasan timur Indonesia).
Sedangkan TPID kabupaten/kota terbaik untuk 2013 adalah Kota Tebing Tinggi dan Kota Padang (Sumatera), Kabupaten Malang dan Kab Jember (Jawa), Kabupaten Sinjai dan Kota Pontianak (kawasan timur Indonesia).
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung menginginkan inflasi untuk harga kebutuhan pokok pada Lebaran 2014 tidak tinggi seperti yang sering dialami pada Lebaran tahun-tahun sebelumnya.
"Terkait kesiapan Lebaran, kita tahu setiap Lebaran masalah suplai bahan pokok harga-harga meningkat luar biasa," kata Chairul Tanjung di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Jumat (16/5).
Untuk itu, ia ingin memastikan jajaran perekonomian benar-benar bersiap agar harga tidak naik, seperti tahun-tahun sebelumnya, sehingga tingkat inflasi juga dapat terjaga dengan baik hingga akhir tahun.
Chairul yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) itu, berpendapat selama ini pengelolaan kebutuhan pokok lebih dititikberatkan kepada aspek permintaan, tetapi tidak pada sisi suplai atau pasokannya.