Selasa 20 May 2014 17:28 WIB

Jatayu Ajukan Izin Terbang ke Palembang dan Bandung

Bandara Hang Nadim Batam
Foto: airports-worldwide.com
Bandara Hang Nadim Batam

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Maskapai Jatayu Air telah mengajukan permohonan izin untuk menerbangkan pesawatnya dari Bandara Internasional Hang Nadim Batam ke Palembang dan Bandung mulai Juni 2014.

"Jatayu Air sudah mengajukan izin untuk mulai terbang dari Batam ke Palembang dan Bandung. Mereka akan terbang pada pekan pertama Juni ini," kata Kepala Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Suprasetyo di Batam, Selasa (20/5).

Berdasarkan situs resminya (www.jatayuair.co.id), rute tersebut akan diterbangi dengan pesawat Jenis Boeing 737 seri 300/400 yang akan dioperasikan oleh Jatayu Air untuk tahap awal.

Jatayu Air akan terbang dari Bandung ke Palembang pukul 08.45 WIB. Dari Palembang melanjutkan penerbangan ke Batam pukul 10.25 WIB.

Selanjutnya pesawat akan terbang kembali dari Batam ke Palembang pukul 11.55 WIB, dan dari Palembang ke Bandung pukul 13.35 WIB dengan harga tiket rata-rata Rp600 ribu sekali terbang. Jalur tersebut rute pertama dari maskapai yang sebelumnya sudah terbang dan harus berhenti beroperasi pada 2006.

Dalam situs resminya, Jatayu juga menyatakan Direktur Jenderal Perhubungan Udara telah menerbitkan Surat Izin Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal bernomor SIUAU/NB 030, dengan demikian Jatayu Air telah memenuhi aspek legalitas dalam menjalankan usaha.

"Tentu kami menyambut baik rencana Jatayu untuk terbang ke Batam. Kondisi Bandara Hang Nadim sangat siap apalagi mulai akhir Mei akan dibuka 24 jam," kata dia.

Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho mengatakan selain Jatayu Air, sejumah maskapai baru seperti Batik Air, Malindo, Nam Air juga tertarik untuk terbang ke Batam.

"Kapasitas di bandara masih memadai. Kami tinggal menunggu keseriusan dari maskapai-maskapai tersebut untuk membuka penerbangan dari Batam," kata dia. BP Batam, kata dia, pada 2014 menargetkan pertumbuhan penumpang dan penerbangan hingga 30 persen dibanding 2013.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement