REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Defisit listrik di Lampung diprediksi akan terjadi sampai akhir Mei. PT PLN Lampung sedang melakukan penggantian kawat penghantar (recundoctoring) untuk menambah kapasitas listrik.
Selama reconductoring, penghantar tidak bekerja maksimal. Alhasil, pemadaman pun terjadi.
Kepala Humas PLN Lampung, I Ketut Darta mengatakan, kondisi daya listrik tersedia dan konsumsi listrik di Lampung pas-pasan. ''Daya listrik tersedia 774 Mega Watt (MW) sedangkan beban puncak 756 MW,'' katanya, Ahad (18/5) malam.
Menurut Ketut, dengan adanya reconductoring, kapasitas listrik yang dihantarkan bisa lebih besar dari sebelumnya. Apabila sebelumnya hanya 125 MW, nantinya bisa mencapai 250 MW. Reconductoring akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, 17 April - 27 Mei dan tahap kedua melanjutkan dari selesai tahap pertama hingga akhir Juni.
Reconductoring, kata dia, merupakan salah satu langkah yang diambil untuk mengantisipasi terjadinya krisis listrik. Nantinya, juga akan dibangun pembangkit listrik.
Pihaknya, ujar dia, meminta maaf kepada pelanggan atas ketidaknyamanan ini. Langkah tersebut diambil untuk menambah keandalan dan pelayanan perusahaan pelat merah itu.
Ketut berkata, pihaknya akan membayar kompensasi apabila pemadaman terjadi selama 3 X 24 jam. Besaran kompensasi 10 persen dari biaya beban.